terdapat dua langkah besar dalam pembuatan plastik: penguraian dan pembangunan kembali.
penguraian atau biasa dikenal perengkahan yaitu mengubah bahan minyak bumi menjadi molekul sederhana yang dikenal sebagai monomer. Dilakukan dalam panas dan tekanan tinggi.
Setelah melalui proses penguraian, nantinya monomer menjadi cikal bakal untuk pembangunan kembali.
Rantai atau kisi yang dihasilkan dikenal sebagai polimer dan berfungsi sebagai komponen struktural dasar plastik apa pun.
Tidak berhenti sampai disitu, para ilmuwan berpikir bahwa agar mendapatkan produksi plastik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, perlu kembali ke bahan alam juga---biologis.
Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas plastik adalah dengan mencari monomer bersumber hayati yang lebih baik. Maka dicobalah beberapa bahan seperti limbah sekam oat dan minyak sayur.
Pada tahun 2020, Universitas California melakukan eksperimen dengan menyusun ulang molekul penyusun plastik menggunakan bahan dasar alga.
Dilaporkan  mereka mengisolasi sejenis monomer yang disebut poliol dari minyak yang dihasilkan alga dimana menghasilkan busa yang kini dibuat untuk alas kaki komersial.
Namun hebatnya lagi, plastik dengan bahan dasar alga ini secara efektif terdegradasi ketika ditempatkan di tanah.
Penelitian oleh Universitas Washington juga melakukan eksperimen yang kurang lebih sama. Mereka memeras sel-sel alga biru-hijau yang dikenal spirulina menjadi bio-plastik yang lebih kuat.