Mohon tunggu...
ADI MUKTI
ADI MUKTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Banyak menulis berarti banyak membaca. Support aku di https://sociabuzz.com/justukiyoo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sepenuhnya Terurai oleh Alam, Plastik dengan Bahan Dasar Alami adalah Terobosan Baru!

15 Juni 2024   22:49 Diperbarui: 15 Juni 2024   23:25 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi buah yang dijadikan kompos (sumber:unsplash.com/johncameron)

Semenjak terobosan pengelolaan minyak--- revolusi industri--- pada tahun 1950-an. Para ilmuwan kimia mencoba untuk memanfaatkan limbah.

limbah tersebut nantinya akan diolah menjadi yang kita kenal saat ini sebagai plastik. kemasan plastik, furnitur plastik, serat plastik yang ditenun menjadi kain sintetis.

Namun, kemunculan plastik ternyata membawa banyak dampak negatif. Kini plastik menjadi sampah yang dominan.

Bahkan jumlah sampah plastik meroket setiap tahunnya, tercatat manusia telah menghasilkan 8 miliar mentrik ton plastik.

Di indonesia sendiri, sampah yang paling banyak ditemukan di perairan Indonesia ialah plastik. tercatat bobot seberat 627,80 g/m2 sampah plastik menghiasi lautan Indonesia, Menyadur databoks.com.

dari banyaknya sampah, plastik menjadi mayoritas limbah yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Tercatat 32,4% yang ada di lautan adalah sampah plastik.

Tentu saja menjadi pekerjaan rumah bagi manusia dimana kita tahu plastik begitu sulit teruraikan, bahkan sampa puluhan tahun.

Para ilmuwan berusaha menciptakan plastik yang lebih muda terurai oleh alam. Sebenarnya, langkah ini telah dilakukan tahun-tahun yang lalu.

contohnya pada 2006 silam, petrokimia Brasil, Braskem bereksperimen memproduksi plastik apakah dapat mengubah gula menjadi etilena secara ekonomis, monomer terpenting dalam produksi plastik komoditas.

Melansir Freethink.com, Pada tahun 2010, Braskem menjual plastik polietilena "sepenuhnya biologis", atau bio-PE. Namun, ternyata plastik dari bahan ini masih sulit terurai.

terdapat dua langkah besar dalam pembuatan plastik: penguraian dan pembangunan kembali.

penguraian atau biasa dikenal perengkahan yaitu mengubah bahan minyak bumi menjadi molekul sederhana yang dikenal sebagai monomer. Dilakukan dalam panas dan tekanan tinggi.

Setelah melalui proses penguraian, nantinya monomer menjadi cikal bakal untuk pembangunan kembali.

Rantai atau kisi yang dihasilkan dikenal sebagai polimer dan berfungsi sebagai komponen struktural dasar plastik apa pun.

Tidak berhenti sampai disitu, para ilmuwan berpikir bahwa agar mendapatkan produksi plastik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, perlu kembali ke bahan alam juga---biologis.

Ilustrasi tempat sampah (sumber:unsplash.com/patriavalerio)
Ilustrasi tempat sampah (sumber:unsplash.com/patriavalerio)

Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas plastik adalah dengan mencari monomer bersumber hayati yang lebih baik. Maka dicobalah beberapa bahan seperti limbah sekam oat dan minyak sayur.

Pada tahun 2020, Universitas California melakukan eksperimen dengan menyusun ulang molekul penyusun plastik menggunakan bahan dasar alga.

Dilaporkan  mereka mengisolasi sejenis monomer yang disebut poliol dari minyak yang dihasilkan alga dimana menghasilkan busa yang kini dibuat untuk alas kaki komersial.

Namun hebatnya lagi, plastik dengan bahan dasar alga ini secara efektif terdegradasi ketika ditempatkan di tanah.

Penelitian oleh Universitas Washington juga melakukan eksperimen yang kurang lebih sama. Mereka memeras sel-sel alga biru-hijau yang dikenal spirulina menjadi bio-plastik yang lebih kuat.

Bio-plastik ini dapat diubah menjadi kompos dan plastik dengan menggunakan bahan dasar alga ini dapat terurai sepenuhnya.

Sebuah terobosan besar yang tak banyak orang tahu. Tentu ini dapat mengubah kehidupan kita dan juga mengurangi limbah sampah manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun