Revolusi pena tidak berakhir di John Loud. Tahun 1930an, Laszlo Biro seorang jurnalis Hungaria melihat masalah pada tinta yang selama itu digunakan.
Tinta yang digunakan cenderung cair, basah, dan mudah bocor. berdasarkan masalah itu, ia mencoba tinta yang berbasis minyak sehingga lebih padat dan cepat kering.
Menariknya, Laszlo mendesain mekanisme dengan mempersempit tabung sehingga menimbulkan efek fisika yang dikenal dengan efek kapilaritas.
melansir sampoernaacademy.sch.id, kapilaritas pada umumnya peristiwa naik-turunnya permukaan zat cair melalui kapiler atau lubang-lubang kecil.
Efek kapilatiras dapat kita temukan pada pohon di mana pembuluh kayu mengalirkan air yang berasal dari bawah tanah ke seluruh tubuh pohon.
Contoh lain bisa kamu temukan rembesnya minyak tanah pada sumbu kompor.
Jika melihat pada tahun 1930an, tingkat literasi masih tergolong rendah 33%. Sedangkan harga pena Biro berkisar $190 atau sekitar 3 juta rupiah.
Dengan harga segitu pada tahun tersebut, pena adalah barang mewah dan mahal, ditambah material yang digunakan dari logam.
baru 20 tahun setelahnya, pena perubahan yang kini kita gunakan sampai sekarang. Perusahaan manufaktur dari Prancis milik Marcel Bich mencoba mengganti material pena.
tahun 1950, Bich membeli hak paten dari laszlo Biro senilai $2.000. Ia mengganti material agar produksi massal bisa lebih murah.
Dengan bantuan mesin arloji dari Swiss, memproduksi bola pena dengan baja tahan karat berukuran kecil. sedangkan untuk badan pena menggunakan plastik.