Manusia telah mengalami banyak evolusi dari berbagai hal, salah satunya menulis. Saat ini kita mengenal yang namanya pulpen, cairan tinta berwarna hitam bahkan berkembang menjadi berbagai warna sekarang.
Pada Mesir Kuno menulis menggunakan pena buluh untuk menulis di atas papirus. Papirus sendiri terbuat dari tumbuhan dengan nama yang sama.
Pena pada zaman itu dari buluh yang dipotong dan salah satu ujungnya dibelah. Saat dicelupkan dalam tinta, belahan ujung pena menyisakan sebagian tinta untuk menulis di atas permukaan papirus.
Hingga memasuki era revolusi Industri, pulpen semakin berkembang dari segi desain maupun material yang digunakan.
selain itu, manusia juga melihat masalah dari zaman ke zaman yang mengharuskan mereka melakukan inovasi. Tahun 1809, pena dengan ujung logam pertama kali muncul.
Desain pena masih sama dengan sebelumnya dengan ujung runcing, hanya saja material yang digunakan ialah logam dan tersedia wadah tinta.
Namun, ternyata kendala dalam menulis masih sering terjadi seperti tinta yang keluar tidak merata dan ujung pena seringkali merobek kertas.
Hingga di tahun 1888, muncul seorang bernama John Loud. Melansir akun Youtube Primal Space, Loud mengubah mekanisme pena yang sampai sekarang kita gunakan.
Hingga membuat ujung pena dengan bola kecil logam. ini memudahkan dalam proses menulis. Pena Loud tampaknya berhasil di permukaan yang keras, tetapi terlalu kasar untuk permukaan seperti kertas.
Revolusi pena tidak berakhir di John Loud. Tahun 1930an, Laszlo Biro seorang jurnalis Hungaria melihat masalah pada tinta yang selama itu digunakan.
Tinta yang digunakan cenderung cair, basah, dan mudah bocor. berdasarkan masalah itu, ia mencoba tinta yang berbasis minyak sehingga lebih padat dan cepat kering.
Menariknya, Laszlo mendesain mekanisme dengan mempersempit tabung sehingga menimbulkan efek fisika yang dikenal dengan efek kapilaritas.
melansir sampoernaacademy.sch.id, kapilaritas pada umumnya peristiwa naik-turunnya permukaan zat cair melalui kapiler atau lubang-lubang kecil.
Efek kapilatiras dapat kita temukan pada pohon di mana pembuluh kayu mengalirkan air yang berasal dari bawah tanah ke seluruh tubuh pohon.
Contoh lain bisa kamu temukan rembesnya minyak tanah pada sumbu kompor.
Jika melihat pada tahun 1930an, tingkat literasi masih tergolong rendah 33%. Sedangkan harga pena Biro berkisar $190 atau sekitar 3 juta rupiah.
Dengan harga segitu pada tahun tersebut, pena adalah barang mewah dan mahal, ditambah material yang digunakan dari logam.
baru 20 tahun setelahnya, pena perubahan yang kini kita gunakan sampai sekarang. Perusahaan manufaktur dari Prancis milik Marcel Bich mencoba mengganti material pena.
tahun 1950, Bich membeli hak paten dari laszlo Biro senilai $2.000. Ia mengganti material agar produksi massal bisa lebih murah.
Dengan bantuan mesin arloji dari Swiss, memproduksi bola pena dengan baja tahan karat berukuran kecil. sedangkan untuk badan pena menggunakan plastik.
Bahan Polystyrene tergolong murah untuk produksi massal. Selain itu, Bich mendesain transparan agar mudah melihat kadar tinta pena.
Bich merancang bentuk hexagonal pada penanya. Layaknya pensil, bentuk hexagonal membuat pena tidak mudah bergulir dan mudah untuk dipegang. Terdapat juga lubang kecil di tubuh pena untuk membiarkan udara masuk agar mendorong tinta untuk keluar.
Bich merancang bola ketika ditekan di permukaan, maka bolanya terdorong masuk ke dalam pena sehingga memungkinkan tinta untuk mengalir secara perlahan.
sebaliknya, jika pena diangkat dari permukaan, bola kembali ke posisi awalnya dan menutup aliran tinta.
Tahukah kamu harga pena dari Bich? ia menjual penanya seharga $2 saja. Sangat berbeda jauh dari harga pena sebelumnya, ini tentu inovasi yang luar biasa dari Marcel Bich.
dengan terobosan dari pena Bic ini, tahun pertama penjualan dari pena Bich mencapai 10 ribu unit per-hari.
Dampak dari pena Bich meningkatkan tingkat literasi di dunia dari 33% menjadi 90%. Kini pena Bich bisa kita temui di berbagai penjuru dunia. Pena tidak lagi menjadi barang langka dan mahal, semua kalangan dapatn mendapatkannya.
Hingga saat ini, pena Bich terjual terjual 120 miliar unit di seluruh dunia, mengalahkan Iphone yang hanya 2 miliar dan uniknya pulpen ini desainnya tak pernah berubah selama 70 tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H