Setiap orang tua pasti akan khawatir kepada anaknya yang bisa saja melakukan perbuatan tidak semestinya, mengingat pada usia remaja dimasa pubertasnya sudah bisa mengenal dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, menjadikannya rentan terhadap seks bebas, dengan dalih inilah kebanyakan orang tua memilih menikahkan anaknya yang masih dini
Internet dan Media Massa
Pesatnya perkembangan era digital tidak dapat dihindari, terutama dikalangan anak dan remaja yang semakin mudah dalam mengakses informasi dan konten dalam bentuk apapun. Paparan konten yang dialami anak dan remaja dapat mencakup konten negative  yang membahayakan kehidupan mereka, seperti pornografi, promosi perilaku romantis yang berbahaya, misinformasi tentang seks dan reproduksi, dan mendorong pernikahan anak.
Hamil sebelum menikah
Pendidikan seks sejak dini pada anak sebenarnya bukanlah hal yang tabu, tentunya hal ini akan membantu anak memahami berbagai risiko yang bisa timbul saat melakukan hubungan seks bebas. Salah satunya adalah kehamilan sebelum menikah yang lebih banyak terjadi pada usia anak-anak. Dalam kondisi inilah orang tua terpaksa menikahkan anaknya yang masih dini demi menutupi aib yang terjadi.
Pernikahan dini yang dinilai menjadi solusi dari berbagai kondisi, tidak lepas dengan dampak negatif yang ditimbulkan, diantaranya.
Peningkatan risiko infeksi menular seksual
Bagi setiap orang yang belum berusia 18 tahun melakukan hubungan suami istri, memicu resiko tinggi mengalami berbagai risiko infeksi menular seksual, seperti HIV ataupun sifilis.
Mengalami kecanduan
Anak atau remaja yang masih diusia dini belum bisa mengetahui dengan bijak bagaimana cara yang tepat untuk mencari solusi jika dihadapi oleh permasalahan rumah tangga, hal ini berimplikasi kepada hal apa yang dilakukan jika anak atau remaja dihadapi suatu masalah, seperti mengalami kecanduan narkoba, minuman beralkohol, hingga judi.
Masalah kesehatan mental