Ehemmm... ehemmm.. #gaya mata najwa - red :)
Ini adalah tulisan saya yang ke-301. Tidak terasa hampir dua tahun juga saya gabung jadi anggota Kompasiana. Bagi saya, ini adalah pencapaian luar biasa karena sebelumnya saya tidak pernah menyangka akan bisa "menulis". Sebelumnya saya suka membaca, namun saya paling sulit menulis diatas 40 kata. Sekarang? Saya sudah menulis 300 artikel (tidak termasuk yang anda baca kini), bahkan kalau mau dituruti, beberapa artikel saya bisa saja hingga 2000kata. Tapi, saya menahan diri, karena biasanya pembaca dunia maya lebih mudah kelelahan daripada membaca versi cetak, baik buku atau koran dan majalah.
Prolog soal Hambalang diatas hanya sekedar bumbu. Bahwa kita (sebenarnya gue hehehe...) sering teralihkan oleh isu terkini dan melupakan berita panas sebelumnya. Mungkin karena kita suka jadi pelupa atau pemaaf? Entahlah...
Artikel saya yang ke-300, seperti yang dapat anda baca adalah seputar kampanye. Kampanye yang judulnya rada riskan. Boleh Memperkosa, Asal Santun. Tapi itu kan kata seorang capres.
Sementara itu... ketika saya sedang mencoba bobo' siang... halahh... saya ingat bahwa kita terlalu fokus pada pemilu. Lupa pada para penjahat uang kita di lingkaran kekuasaan. Maka, saya coba cuplik sedikit ingatan kita pada kasus yang meruntuhkan bukit kepercayaan pada pemerintah kini. Hambalang!!!.
Ya.. Hambalang, Anas VS SBY
Seperti kita bisa saksikan, kini Anas Urbaningrum sudah tidak sungkan lagi pada mentornya dan tanpa ampun semakin menyeret Demokrat, terlebih nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kasus dugaan penerimaan gratifikasi proyek Hambalang. SBY yang sudah mmbuat bantahan bahwa dia tidak pernah memberikan down payment (DP) untuk pembelian mobil Toyota Harrier, Anas tidak jua mencabut pernyataannya.
Kuasa hukum Anas, Firman Wijaya.dengan tegas mengatakan bahwa pemberian uang adalah fakta yang tidak terbantahkan. Yang masih kata Firman: "Menurut mas Anas, ucapan terima kasih karena jasa-jasanya selama pemilu 2009,” jelasnya, (jpnn.com).
Firman Wijaya mengklaim bahwa Anas punya saksi yang bisa membuktikan ucapannya. Termasuk bukti semacam tanda terima yang kini sedang dikumpulkan, terkait pemberian uang oleh SBY sebesar Rp 250 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 200 juta digunakan untuk membayar DP mobil.
Nah... yang patut anda lihat dari konflik saling serang diatas adalah...
1. SBY memberi uang pada Anas.