Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Inggris tanpa Raya, Nasib istilah Great Britain oleh Skotlandia

18 September 2014   09:02 Diperbarui: 25 Agustus 2015   21:37 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, tepat pada 18 September, warga Skotlandia akan menentukan masa depan mereka. Lebih dari itu, masyarakat para Highlander juga akan menentukan apakah matahari sudah "boleh tenggelam" di Inggris Raya dan menjadikannya hanya sekedar "Inggris" tanpa "Raya".

 

 

[caption id="" align="aligncenter" width="460" caption="UK flags ( Cardiff.ac)"][/caption]

 

Referendum Skotlandia akan menjawab semua rasa penasaran kita tentang eksistensi sebuah negeri penjaga dan yang dijaga. Skotlandia adalah "benteng" yang melindungi Inggris, sementara Inggris sendiri sibuk dengan dunia luar dan merajai bersama sekutu abadi mereka, Amerika Serikat. Ungkapan "matahari tidak pernah tenggelam bagi Inggris" tentunya sudah berakhir sejak berakhirnya era penjajahan. Namun, kebersamaan Skotlandia dalam bendera Saint George Cross menjadikan ungkapan tadi tetap terasa relevan meski Inggris sudah lama melepas jajahannya di belahan dunia lain.

 

 

Bagi kelompok pro-integrasi akan menjawab ”tidak” dan kelompok pro-kemerdekaan akan menjawab ”ya” dalam referendum ini. Jika kelompok yang memilih "tidak" memenangkan referendum, tidak akan ada yang berubah dengan Britania Raya. Akan tetapi jika kubu pro-kemerdekaan dengan "ya" yang unggul, maka ini bukan sekedar sebutan Inggris Raya dengan Scotland Yard-nya. Ini berarti banyak hal, selamanya, walaupun mereka akan tetap menjunjung Ratu Elisabeth sebagai kepala negara sepertihalnya Australia.

 

 

 

Eropa

 

Kekuatan dan pamor Inggris akan jauh berkurang dalam percaturan politik Uni Eropa mengingat kemerdekaan Skotlandia dipastikan turut menurunkan pengaruhnya di Brussel. Eropa juga tidak akan nyaman dengan referendum ini karena dampaknya bisa saja meluas hingga ke Spanyol dan beberapa negara pecahan Yugoslavia kini. Skotlandia juga akan memiliki kebijakan luar negeri sendiri dan Uni Eropa adalah orientasi awal bagi mereka.

 

Berdiri sama tinggi dengan semua negara lain dan bebas menentukan kebijakan luar negerinya akan menjadi hal yang baru bagi Skotlandia. Hal yang tidak mereka rasakan selama 307 tahun sejak bersatunya kerajaan mereka dengan Inggris membentuk satu parlemen "Great Britain". Kemerdekaan Skotlandia boleh jadi akan menginspirasi beberapa wilayah di beberapa negara meminta hal yang sama. Sebut saja Basque dan Catalonia di Spanyol, juga kemungkinan Irlandia Utara atau mungkin Serbia dengan beberapa republik di dalamnya.

 

Inggris diyakini akan semakin tertinggal jauh dari Jerman dan Italia dalam perebutan pengaruh dalam kepemimpinan di Eropa. Walaupun Inggris tidak pernah benar benar memimpin Eropa seperti Jerman sekarang ini.

 

Dunia

 

Kebersamaan Inggris dan Amerika di berbagai arena konflik mungkin akan banyak berkurang. Disinyalir, Inggris akan lebih banyak menguras energinya untuk mengatasi berbagai hal sebagai dampak domestik yang diakibatkan kemerdekaan Skotlandia. Meskipun Inggris adalah negara yang memiliki banyak pengalaman dalam menangani banyak hal sekaligus, tetapi urusan Skotlandia dipastikan memukul mereka lebih dari yang diperkirakan.

 

Inggris akan menghabiskan banyak waktunya untuk bernegosiasi dengan Skotlandia dalam urusan cadangan minyak di Laut Utara, batas maritim, pangkalan militer termasuk penempatan beberapa kapal selam berkekuatan nuklirnya. Royal Navy yang membuat Inggris percaya diri sebagai pemilih hak veto di PBB tidak memiliki banyak pilihan dalam menempatkan kapal-selamnya di tempat yang lebih strategis selain di perairan Skotlandia.

 

Ini adalah sebuah dilema tersendiri bagi kerajaan itu. Di satu sisi mereka adalah pemilik senjata paling mematikan yang membuat dunia memperhitungkannya. Inggris tidak ingin senjata nuklirnya terlalu jauh untuk mengantisipasi jika ada invasi mendadak ke pulau dimana mereka berada.

 

Di sisi lain mereka sendiri tidak ingin senjata andalannya itu berada terlalu dekat atau berada di wilayah penduduk mereka. Karena mereka khawatir dengan dampak yang timbul jika sesuatu yang diluar kendali mereka terjadi, meledak sendiri, serangan anti-kapal selam atau sabotase misalnya. Jadi selama ini pilihan paling strategis adalah perairan Skotlandia yang berhadapan dengan pantai Eropa daratan.

 

Militer

 

Selain masalah penempatan kapal selam nuklirnya, Inggris juga akan disibukkan seputar pengalihan kekuatan militernya dari daratan Skotlandia. Seperti diyakini, Skotlandia akan mencoba mengklaim semua infrastruktur pertahanan United Kingdom sebagai bagian dari andilnya. Inggris yang juga diyakini menempatkan setidaknya 40% kekuatannya ( diluar personel ) di tanah Skotlandia, selebihnya di Inggris sendiri, Irlandia utara, sedikit di Wales dan Malvinas serta laut lepas ( armada kapal induk ) tidak akan membiarkan Skotlandia sekuat itu dalam waktu singkat. Apalagi sebelum bersatu, Inggris dan Skotlandia bukanlah dua kerajaan tetangga yang akur.

 

Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, Skotlandia akan secepatnya membangun kekuatan pertahanannya. Militer negeri William Wallace itu juga sudah pasti akan "memelihara kecurigaan" dengan tetangganya, bahkan jika mereka memiliki perjanjian non-invasi sekalipun. Perihal pembagian kekuatan militer ini pasti akan menguras waktu dan pikiran Inggris untuk fokus pada urusan domestiknya dibanding merecoki urusan negara lain. Pertahanan, kebijakan keuangan ( fiskal ) dan luar negeri adalah tiga hal utama yang tidak dimiliki Skotlandia sebagai sebuah negara.

Itulah kenapa kita sebut bahwa Skotandia adalah "Benteng" yang melindungi Inggris dari perspektif pertahanan. Dan untuk mengurusi benteng ( negeri penjaga ) itu, London ( yang dijaga ) akan meninggalkan sejenak banyak hal yang berurusan dengan dunia lain, baik di wilayah konflik yang sudah terjadi maupun belum, bersama Amerikanya. Jika mungkin, akan semakin redup pengaruhnya dan digantikan "sepupunya" dari Bavaria, Jerman.

 

======

 

Bagaimanapun, jika suara "ya" memenangkan referendum ini, bukan sekedar sebutan markas polisi metro Scotland Yard dekat Westminster yang akan berubah nama (ngga' ada hubungannya - pen. ), yang lalu diikuti gelar gelar kebangsawanan yang berbau Skotllandia akan dihapus. Sehingga tidak akan ada bla...bla...bla... of Edinburg atau bla...bla...bla...of Celtic dan lain seterusnya. Inggris akan tetap bisa eksis tanpa Skotlandia sebagai bagiannya.

 

 

Hanya saja... ia tidak akan Great Britain yang sama lagi. Meski masih ada Irlandia Utara dan Wales bersamanya Inggris hanya akan menjadi England, sekedar Inggris tanpa Raya.

 

Dan mataharipun sudah boleh tenggelam di Inggris. ( Sekali lagi... Hanya jika "Ya!!!" )

 

 

=Sachs™=

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun