Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Belajar "Persahaman" dari Queen of Tears

8 April 2024   10:00 Diperbarui: 8 April 2024   12:50 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kim Ji Won dan Kim Soo Hyun beradu akting dalam drama Korea Queen of Tears.(Netflix via Kompas.com)

Edwin bercerita bahwa sebagai anaknya bos Astra, ia mendapat perlakukan istimewa di kantor. Pekerjaan hariannya terbilang ringan karena karyawan lain sudah membereskan tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia tak perlu repot-repot mengerjakannya sendiri. Di samping itu, ia juga selalu dihormati dan disegani oleh staf-stafnya. Maklum lah, siapa sih yang berani sama anaknya bos?

Namun, keistimewaan tersebut lenyap begitu ayahnya menjual mayoritas saham Astra pada tahun 1992. Kehidupan Edwin di kantor pun berbalik, seperti halnya Keluarga Hong.

Jika dulu ketika ia ingin bertemu dengan manajer Astra, ia hanya perlu bilang dan manajer tadi akan langsung datang menghadap, maka kini ceritanya jadi lain. Sebab, ia mengaku pernah disuruh menunggu si manajer selesai main golf dulu sebelum bertemu dengannya hanya karena ia bukan siapa-siapa lagi di Astra. 

Biarpun dulu pernah diperlakukan begitu spesial, namun karena sekarang statusnya bukan siapa-siapa, maka ia cuma dipandang sebagai orang biasa saja!

Kedua, tidak semua investor mempunyai niat baik.

Dari pengalaman, saya berani menyimpulkan bahwa setiap investor hanya mempunyai satu tujuan, yakni memperoleh keuntungan. Hanya saja, cara untuk mendapatkan keuntungan tersebut bisa berbeda-beda.

Memang ada investor yang sengaja membeli perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya yang sedang jelek, mengubahnya menjadi lebih baik, dan kemudian menjualnya dengan harga lebih tinggi. 

Hal itu dilakukan seperti kita membeli sebuah rumah tua dengan harga yang sangat murah, lalu melakukan renovasi secara besar-besaran, dan kemudian menjualnya dengan harga yang mahal.

Namun, ada juga investor yang mempunyai niat jelek, seperti membeli perusahaan untuk melikuidasi aset-asetnya. Investor seperti itu biasanya hanya mengincar aset perusahan yang bisa dijual, dan mengabaikan nasib karyawan yang bekerja di dalamnya.

Kalau kamu pernah menonton film Wall Street (1987) maka kamu pasti paham maksud saya. Sebab, film tersebut mengisahkan sepak terjang Gordon Gekko (Michael Douglas) yang ingin membeli saham maskapai penerbangan dengan tujuan untuk "mempreteli" aset-asetnya untuk dijual kembali.

Gekko sama sekali tidak peduli dengan hidup karyawan maskapai tersebut. Baginya, karyawan bukanlah aset yang berharga. Ia lebih peduli pada aset lain, yang memang bisa dijual dengan harga mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun