Walau begitu, saya cukup "beruntung". Sebab, biarpun pada waktu itu, saya sempat cutloss cukup banyak, tapi saya berani melakukan rotasi saham.Â
Saya ingat membeli saham BRIS yang pada waktu itu tersengat isu merger, dan saham tadi kemudian terbang.Â
Akibatnya, portofolio saya berlipat 100% lebih, dan saya mulai meyakini kesaktian "dukun"-nya pasar saham! (Kisah selengkapnya terdapat di artikel berikut: Pengalaman Meraih Untung 100 dari Investasi Saham)
Tahun-tahun berikutnya, saya melihat bahwa portofolio saham saya masih terus bertumbuh. Pertumbuhannya kebanyakan berasal dari capital gain dan dividen.Â
Meski begitu, bukan berarti saya terus-menerus memetik keuntungan. Jujur saya katakan saya pernah juga merugi karena melakukan cutloss. Jumlahnya mungkin sudah belasan kali.Â
Namun, mengapa saya sampai sekarang masih "main" saham? Sebab, ternyata kerugian tadi lebih kecil daripada keuntungan yang saya peroleh. Alhasil, saya pun masih bisa bertahan di pasar saham hingga kini.Â
Sampai sekarang saya belum berpikir untuk pindah ke dukun lain, karena "dukun"-nya pasar saham masih begitu digdaya dalam urusan menggandakan uang.Â
Walau begitu, saya masih saja heran melihat orang-orang yang enggan memasukinya. Orang-orang malah melakukan sebaliknya, sehingga jangan heran, cerita dukun pengganda uang yang biasanya berakhir tragis masih saja berulang sampai sekarang.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H