Walau begitu, bukan berarti tak ada cara yang bisa dipakai untuk meminimalkan efek Gas Rumah Kaca, yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil tersebut. Efek tadi sebetulnya bisa dikurangi, jika kita bersedia memakai bahan bakar beroktan tinggi.
Alasannya? Selain membikin proses pembakaran di mesin jadi jauh lebih sempurna, emisi yang dikeluarkan juga jauh lebih sedikit. Hal ini tentunya bisa menekan jumlah emisi yang bisa mencemari lingkungan, serta mempercepat terwujudnya Net-Zero Emissions.
5. Berinvestasi pada Saham yang Ber-ESG (Environmental, Social, & Corporate Governance)
Semangat mewujudkan Net-Zero Emissions kini juga mulai terpancar di dunia pasar modal. Buktinya, kini Bursa Efek Indonesia (BEI) telah merilis indeks ESG Leader. Indeks ini memuat 30 saham, yang bisnisnya ramah terhadap lingkungan, bermoral secara sosial, dan bertata kelola yang baik.
Jumlahnya sekarang memang masih terbilang sedikit, jika dibandingkan jumlah saham yang tercatat di BEI, yang menyentuh angka 759 emiten. Namun, bukan berarti jumlah tersebut mustahil bertambah pada masa depan, mengingat sejumlah perusahaan tambang batubara kini mulai bertransformasi menjadi perusahaan energi yang berwawasan lingkungan.
Sebut saja PT Indika Energy Tbk.. Perusahaan berticker INDY ini kini mulai merintis sejumlah perusahaan energi terbarukan, serta pelan-pelan meninggalkan bisnis tambang batubara. Ini merupakan wujud komitmen Indika dalam mendukung terwujudnya kebijakan Net-Zero Emissionss.
Oleh sebab itu, jika berinvestasi di saham demikian, maka secara tersirat, sebetulnya kita sudah ikut serta di dalam komitmen tersebut.
***