Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pasca Stock Split, Nasib BBCA Bakal "Sesedih" UNVR atau "Secemerlang" SIDO?

2 Agustus 2021   07:00 Diperbarui: 2 Agustus 2021   10:05 8090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, jangan heran, karena sangat menguntungkan, maka saham Unilever (UNVR) sampai dipasang dengan harga mahal alias "premium". Pada tahun 2019, sahamnya dihargai 40 ribuan, sehingga untuk membeli 1 lot saja, kita mesti menyiapkan dana 4 jutaan. Sungguh mahal bukan?

Oleh karena harganya sulit dijangkau oleh investor ritel, maka saham Unilever termasuk saham yang kurang liquid alias jarang ditransaksikan. Kenaikan harganya pun tergolong lambat, dalam sehari, hanya 1-2% saja, sehingga para trader enggan melirik saham ini untuk ditrading.

Atas dasar itulah kemudian manajemen memutuskan melakukan stock split dengan rasio yang sama dengan BCA, yakni 1:5. Satu saham Unilever yang seharga 40 ribuan dipecah lima menjadi 8 ribuan.

Setelah melakukan stock split, kinerja saham Unilever sebetulnya masih oke-oke saja. Namun, pandemi Covid-19 sudah mengubah segalanya. Pasalnya, fundamental Unilever terlihat goyah dalam dua tahun terakhir. 

Pendapatannya menurun, utangnya bertambah, dan imbasnya, harga sahamnya pun longsor pelan-pelan. Sewaktu tulisan ini dibuat, saham Unilever diperdagangkan di harga 4200-an alias sudah turun hampir 50% lebih setelah stock split!

Kasus Stock Split Sido Muncul

Nasib berbeda justru dialami oleh Sido Muncul. Sido Muncul adalah salah satu produsen obat herbal (jamu) terbesar di Indonesia. Produknya yang terkenal ialah Tolakangin dan Kuku Bumi.

Maskipun menghasilkan produk yang berbeda, namun Sido Muncul mempunyai sektor usaha yang sama dengan Unilever, yaitu barang konsumsi. Keduanya sama-sama memprodukasi barang yang umumnya dipakai untuk keperluan sehari-hari.

Selain itu, seperti halnya Unilever, Sido Muncul juga termasuk perusahaan yang sangat munguntungkan. Return on Equity-nya konsisten di atas 25% dalam 5 tahun terakhir. Oleh sebab itu, jangan heran, kalau harga saham Sido Muncul (SIDO) juga terbilang premium, biarpun tidak semahal Unilever yang mencapai 40 ribuan per lot. Saham SIDO sewaktu distock split berkisar di harga 1400-an.

Dengan harga sebesar itu, sebetulnya investor ritel sebetulnya masih sanggup membeli sahamnya. Namun, manajemen SIDO tampaknya menilai bahwa sahamnya kurang liquid. Makanya, manajemen SIDO kemudian memutuskan melakukan stock split dengan harapan sahamnya lebih ramai ditransaksikan.

Keputusan ini tidaklah keliru, sebab setelah stock split dengan rasio 1:2 pada tahun 2020, transaksi saham SIDO menjadi lebih aktif. Biarpun begitu, sampai artikel ini ditulis, tidak ada tanda-tanda saham SIDO bakal runtuh seperti Unilever. Pergerakan saham SIDO tetap stabil, bahkan cenderung menguat, seiring dengan rilis laporan keuangan kuartal kedua tahun 2021, yang memperlihatkan kinerja perusahaan yang semakin bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun