Tanda-tanda ini memang agak sulit dilihat, mengingat investor mesti melakukan penyelidikan secara mendalam terhadap sejumlah informasi terkait dengan fundamental perusahaan.
Penyelidikan tadi jelas menghabiskan hanya waktu dan tenaga, sehingga belum tentu setiap investor mampu melakukannya.
Meski begitu, berdasarkan pengalaman, ada 4 hal sederhana yang bisa ditinjau investor demi memastikan apakah saham perusahaan yang ingin dibelinya terindikasi "fraud" atau tidak.
1. Membandingkan Tren Harga Saham dengan Tren Laba
Pertumbuhan laba yang dihasilkan perusahaan dan harga saham yang terbentuk di pasar biasanya akan bergerak beriringan.Â
Apabila perusahaan melaporkan nominal laba yang bertumbuh dibandingkan tahun sebelumnya, maka seharusnya harga sahamnya akan naik.
Sebaliknya pun demikian. Jika perusahaan terus mencatatkan kerugian tahun demi tahun, maka harga sahamnya pun bakal terus turun.
Kenaikan laba tadi semestinya mendongkrak harga sahamnya. Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Harganya malah cenderung "sideway" atau bahkan ambyar!
Dalam kasus tersebut, kita tentu bertanya-tanya, "Jika memang betul perusahaan terus menghasilkan laba dalam waktu 5 tahun, mengapa harganya masih segitu-segitu saja? Apa yang menyebabkan investor "malas" mengangkat harganya?"
Pertanyaan tersebut bisa "memancing" kita untuk menggali informasi lebih lanjut, karena boleh jadi, salah satu penyebabnya ialah karena investor lain sudah tahu ada sesuatu yang mencurigakan dalam laporan keuangannya, sehingga mereka terlihat ogah membeli sahamnya. Boleh jadi itulah tanda "fraud" yang patut diwaspadai.
2. Memeriksa "Sejarah" Pembagian Dividen
Perusahaan yang baik biasanya tak hanya konsisten mencetak keuntungan, tetapi juga gemar membagikan dividen dari tahun ke tahun. Sejarah pembayaran dividen ini cukup penting artinya.