Oleh sebab itu, jika dilihat dari taktik marketing yang dijalankan, maka sekilas terlihat bahwa hal itu mirip dengan "jurus pompom" yang sering dilancarkan oleh perusahaan investasi bodong.
"Mangsa"-nya tentu sudah jelas, yakni orang-orang yang masih awam tentang investasi saham dan punya sifat tamak yang besar, sehingga begitu sedikit saja ditunjukkan "jurus cepat kaya" dari pasar saham, maka yang bersangkutan mudah tergoda. Â Â
Orang-orang yang tertarik kemudian mendapat tawaran grup berbayar. Jika menjadi member di grup tadi, maka yang bersangkutan bakal mendapat rekomendasi saham tertentu, yang disebut mampu menghasilkan "cuan" yang besar.
Agar lebih meyakinkan, si "owner" grup pun ikut membeli saham yang direkomendasikan. Tidak jarang, "owner"-nya kerap berperan menjadi "bandar", yang mampu memainkan harga saham. Secara berkala, "owner"-nya bakal mengabarkan kapan ia membeli, menahan, dan menjual, sehingga followers-nya tinggal mengikuti arahan yang disampaikan.
Tentu saja proses yang berlangsung tidaklah semulus impian yang ditawarkan. Ada kalanya saham-saham yang direkomendasikan menunjukkan kinerja yang sesuai harapan. Jika hal ini terjadi, maka "owner" dan followers-nya bisa happy bersama.
Namun, kalau yang terjadi justru berseberangan dengan harapan, maka ceritanya bisa lain. Pasalnya, tidak jarang, "owner"-nya bersikap curang, katakanlah dengan menjual sahamnya lebih dulu daripada followers-nya tatkala pasar saham sedang dalam tren turun.
Alasannya sederhana saja. Kalau ia memberitahukan terlebih dulu kepada followers-nya bahwa ia akan melepas sahamnya, maka harganya bisa anjlok cepat, karena followers-nya pun akan ikut menjual saham tersebut. Dengan demikian, potensi kerugiannya bakal bertambah lebar.
Makanya, untuk menghindari hal tersebut, "owner"-nya biasanya melego sahamnya secara diam-diam, dan setelah semuanya berhasil dilepas, barulah ia mengabarkan hal itu kepada para followers-nya.
Dengan melakukan hal ini, kerugian yang diderita "owner"-nya memang tidak akan begitu lebar, tapi tidak demikian dengan followers-nya. Sebab, kalau "bandar"-nya saja sudah kabur lebih dulu, bukankah kerugian yang didapat bakal bertambah dalam?
Menjadi Investor yang Independen