Namun, di balik krisis, tersimpan sebuah "kesempatan emas" untuk berinvestasi, dan Hartono bersaudara berhasil menyambar kesempatan tadi dengan sebaik-baiknya.
2. Bedakan "Nekat" dengan "Berani"
Saat membeli saham BCA, ada yang menyebut bahwa Hartono bersaudara sudah melakukan hal yang "nekat", mengingat risiko yang ditanggung sangat besar karena berinvestasi di perusahaan yang sedang kritis.
Alih-alih menuai untung, bisa-bisa investasi yang dilakukan malah berujung sia-sia, jika BCA ternyata bangkrut pada akhirnya.
Namun, Hartono bersaudara tampaknya memandang bahwa kemunduran yang dialami BCA pada tahun 2000-an hanya bersifat sementara.
Dalam jangka panjang, dengan penanganan yang tepat, bisnisnya bisa bertumbuh dengan baik dan memberi kesejahteraan bagi banyak orang.
Apalagi bank ini juga mempunyai potensi terpendam, yang memungkinkannya bangkit dari keterpurukan.
Oleh sebab itu, kata "nekat" sebetulnya tidak cocok untuk menggambarkan investasi yang dilakukan oleh Hartono bersaudara.
Lebih tepatnya "berani", karena "berani" ialah mengambil keputusan dengan risiko yang terukur, sementara "nekat" hanya asal mengambil tindakan tanpa pertimbangan yang matang.
3. Bersabar dalam Berinvestasi
Hartono bersaudara sadar tidak akan langsung menuai untung yang besar saat memutuskan berinvestasi di BCA.