Saya pun pernah mengikuti program ini beberapa tahun yang lalu. Pada waktu itu, saya mengalokasikan sebagian tabungan saya untuk didepositokan selama beberapa bulan.
Hasilnya ternyata lumayan, karena dari bunga yang diterima, saya bisa memperoleh uang extra untuk membeli pulsa, nongkrong di cafe, atau sekadar belanja keperluan lain.
Namun, sekarang saya tidak menyimpan uang saya di deposito, bukan karena tidak aman, melainkan karena saya menemukan instrumen investasi lain yang menawarkan imbal hasil yang lebih menarik.
Meski begitu, bagi Anda yang tertarik mencoba deposito di bank, saya mempunyai beberapa tips yang mungkin bermanfaat.
1. Tentukan Tujuan Berinvestasi di Deposito
Seperti halnya berinvestasi di instrumen lain, kita mesti mempunyai tujuan yang jelas terlebih dahulu, karena hal ini akan berpengaruh pada lamanya jangka waktu deposito yang akan dipilih, mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan.
Makanya, kalau kita ingin menggunakan uang deposito tadi untuk keperluan jangka pendek, sebaiknya kita mengambil tempo 1 atau 3 bulan saja.
Hal ini penting dicermati karena deposito sifatnya tidak likuid, dalam artian tidak bisa ditarik sesuka hati lantaran ada kontrak yang mengikat kita dan bank terkait waktu pencairan deposito.
Oleh sebab itu, durasi investasinya mesti disesuaikan dengan keperluan yang akan dilakukan.
2. Pastikan Legalitas Bank yang Dituju
Ini penting diperhatikan karena menyangkut keamanan uang kita. Oleh sebab itu, pastikan bahwa bank tersebut terdaftar di Lembaga Penjamin Simpanan dan Otoritas Jasa Keuangan.