Oleh karena itu, sebagai investor, kita mesti rajin memeriksa laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Pastikan bahwa laporan neraca, laba-rugi, dan arus kas-nya cukup baik.
Dengan membaca laporan keuangan perusahaan, sebetulnya kita mengurangi satu faktor risiko dalam berinvestasi. Laporan tersebut bisa menjadi "pijakan" dalam menjual saham.
Penutup
Keputusan membeli saham adalah satu hal, sementara keputusan menjual adalah hal lain. Keduanya berbeda, dan saya yakin, setiap investor memiliki peraturannya tersendiri.
Saya pun demikian. Keputusan menjual saham yang saya ambil lebih didasarkan pada fundamental perusahaan. Kalau fundamentalnya masih bagus, dan harganya belum jatuh di bawah 8-10%, saya biasanya akan terus mempertahankan sahamnya.
Sementara, untuk saham yang untung, saya juga enggan menjualnya cepat-cepat. Dari pengalaman saya belajar bahwa saham yang sudah untung bisa mengurus dirinya sendiri.
Jadi, saya memilih mendiamkan saham yang sudah untung selama mungkin, karena saya tahu, pada masa depan, harganya mungkin akan naik lebih tinggi, dan saya bisa memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H