Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menjual Saham Lebih "Sulit" Daripada Membeli Saham?

5 Desember 2019   09:01 Diperbarui: 5 Desember 2019   09:59 2253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jual Saham (sumber: www.kiplinger.com)

Harga saham tersebut tiba-tiba "mantul", dan terus merangkak naik, bahkan hingga mendekati posisi harga beli yang saya ambil. Ah, andaikan bisa sedikit bersabar, kerugian saya mungkin akan lebih minim!

Keputusan Menjual Saham

Lukas Setia Atmaja juga memahami dilema tersebut. Dalam seminar investasi yang diselenggarakan pada tanggal 30 November kemarin, ia sempat berbagi cerita tentang seorang kenalannya yang melepas saham BBCA terlalu "dini".

Kenalan Lukas tadi membeli saham BBCA ketika harganya masih Rp 3.000-an per lembar. Saham itu dipilih memang untuk investasi, sehingga dengan setia ia terus menyimpannya selama bertahun-tahun.

Lukas Setia Atmaja memaparkan konsep investasi saham (sumber: dokumentasi Adica)
Lukas Setia Atmaja memaparkan konsep investasi saham (sumber: dokumentasi Adica)
Pilihan investasinya ternyata tepat. Sejak dibeli, harga saham BBCA terus naik. Sewaktu harga saham BBCA menyentuh angka Rp 20.000-an, "iman"-nya ternyata mulai goyang. Ia tergiur merealisasi keuntungan, sehingga menjual semua saham BBCA yang dimiliknya.

Setelah semua sahamnya dijual, kenalan Lukas tadi mengaku menyesal. Sebab, harga saham BBCA kemudian terus melesat. Kini saham BBCA diperdagangkan di harga Rp 31.000-an/ lembar. Andaikan dulu mampu menaklukkan "godaan", uangnya tentu akan bertumbuh berkali-kali lipat!

Sebagai seorang dosen dan praktisi pasar modal, Lukas sudah sering mendengar cerita serupa. Ia cukup berpengalaman menangani persoalan semacam ini. Untuk mengatasi masalah ini, ia kemudian mengidentifikasi kondisi-kondisi, yang bisa menjadi pertimbangan investor sebelum menjual sahamnya.

"Kondisi pertama adalah saat sedang butuh uang"

Situasi sulit, seperti jatuh sakit atau terkena musibah, bisa menjadi alasan seseorang mencairkan saham. Baik sudah untung maupun dalam keadaan rugi, saham terpaksa dijual untuk membiayai keperluan darurat.

Agar lancar dilepas, sebelum berinvestasi di sebuah saham, sebaiknya investor mempertimbangkan faktor likuiditas. Tidak semua saham yang tercatat di bursa efek indonesia bersifat likuid, alias mudah ditransaksikan. 

Ada sejumlah saham yang sepi peminat, dan investor akan sulit menjual saham jenis ini kalau ingin memperoleh dana cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun