Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Formula Lo Kheng Hong "Menyihir" Saham Komoditas

30 Juli 2019   10:09 Diperbarui: 30 Juli 2019   10:27 7720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lo Kheng Hong (sumber: https://photo.kontan.co.id)

Strategi yang dipakai Lo Kheng Hong bisa dicoba dan ditiru. Lo Kheng Hong memang terkenal karena bisa meraup untung besar dari berinvestasi di saham-saham komoditas. Tercatat ia sempat mendapat cuan ratusan persen dari saham TINS, BUMI, INDY, dan INKP.

Biarpun Lo Kheng Hong tidak secara terang-terangan menjelaskan strateginya dalam mengelola saham komoditas, bukan berarti tidak ada "jejak" yang bisa ditemukan. Seperti kata Anthony Robbins, kesuksesan meninggalkan "jejak". Kita cukup menemukan, mempelajari, dan mengikuti "jejak" itu agar bisa meraih kesuksesan yang sama dengan orang lain.

Satu "jejak" investasi Lo Kheng Hong yang bisa ditelisik ialah saat ia berinvestasi di saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP). Ia diketahui memborong saham INKP pada bulan Januari 2017 silam karena tertarik pada Price Earning Ratio-nya yang rendah. Hal itu bisa terjadi karena pada kuartal sebelumnya, INKP mencatatkan laba yang besar seiring dengan kenaikan harga bubur kertas dunia.

Kenaikan harga tadi tak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan INKP, tetapi juga pada emiten-emiten lain. Di Sektor Pulp & Paper, tercatat ada 8 emiten lain yang ikut mendapat "durian runtuh" dari kenaikan harga bubur kertas.

Di antaranya ialah PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO), PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW), PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU), PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI), PT Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI), PT Suparma Tbk (SPMA), PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).

Di antara 9 emiten tadi, Lo Kheng Hong memilih berinvestasi INKP bukan tanpa alasan. Pasalnya, INKP adalah emiten terbesar di Sektor Pulp & Paper. Jumlah sales-nya lebih banyak daripada TKIM dan FASW. Laba, aset, dan modalnya pun mengungguli emiten lain. Maka, jangan heran, Lo Kheng Hong berani "menitipkan" uangnya di INKP.

Dari situ sebetulnya kita sudah bisa melihat satu "jejak" strategi investasi yang ditinggalkan Lo Kheng Hong. Bahwa kalau ingin berinvestasi di saham komoditas, pilihlah emiten terbesar di sektornya. Ukurannya bisa dilihat dari banyaknya pendapatan, bukan dari besarnya kapitalisasi pasar.

Hal itu bisa dibuktikan dengan saham-saham komoditas yang pernah dimiliki Lo Kheng Hong sebelumnya. Sebut saja TINS (produsen timah terbesar di Indonesia), BUMI (perusahaan yang pernah punya cadangan batubara terbesar), dan INDY (perusahaan tambang batubara terbesar kedua setelah ADRO).

Dalam menyeleksi saham komoditas, Lo Kheng Hong sepertinya berasumsi bahwa ukuran pendapatan-lah yang penting. Sebab, apabila suatu saat harga komoditasnya turun, saham yang punya pendapatan terbesarlah yang akan bertahan dalam krisis.

Kemudian strategi membeli dan menjual saham komoditas juga berbeda. Mayoritas dilakukan secara bertahap. Ambil contoh pembelian saham INKP. Lo Kheng Hong bercerita bahwa ia membeli 31 juta lembar saham INKP di harga 1.000-an/lembar. Tidak disebutkan apakah ia memborongnya sekaligus atau bertahap.

Beberapa bulan kemudian, harga INKP terbang menyentuh Rp 5.000-an/lembar. Pada saat itulah Lo Kheng Hong menjual sebagian saham INKP yang dipegangnya. Hal ini dilakukan karena ia khawatir harganya berbalik turun. Ia juga belajar dari pengalaman sewaktu melepas saham TINS di harga Rp 2.900-an pada tahun 2004 silam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun