Pasalnya, saya harus pulang-pergi naik kereta. Makanya, sepanjang jalan, saya terus berjalan ke sana-ke sini hingga harus tahan berdiri berdesak-desakan di gerbong. Bagi saya, semua itu ialah olahraga yang rutin saya lakukan.
Hasilnya? Tubuh saya jarang terserang penyakit. Pun berat badan saya turun akibat rutin naik-turun tangga stasiun. Hahahahahahahahahaha.
Misalnya saja, pada tanggal 29 Oktober lalu, saya mendapat kesempatan meliput acara maraton di kawasan Monas. Kegiatan itu jelas menuntut kebugaran yang maksimal.
Pasalnya, saya harus bangun subuh-subuh karena lomba maraton itu dimulai pada pukul lima pagi. Makanya, sejak pukul empat pagi, saya sudah berangkat menuju lokasi dengan menggunakan kereta dan jasa ojek online.
Setibanya di gerbang Monas, saya juga harus berjalan cukup jauh. Pasalnya, pintu masuk lomba maraton tersebut terletak di ujung sehingga saya harus berjalan memutari separuh Monas.
Belum lagi, selama acara, saya juga harus berjalan mondar-mandir, siaga mengamati situasi, dan bersiap memotret momen-momen unik yang terdapat di area lomba. Jangan sampai saya kehilangan momen-momen tersebut lantaran terus mengeluhkan rasa pegal di bahu.
Untungnya, saya membawa Geliga Krim di dalam tas. Saya memang sengaja membawanya untuk mengantisipasi kalau-kalau rasa pegal mulai terasa.
Makanya, di sela-sela beristirahat, setelah melakukan liputan sekitar empat jam lebih, saya mengoleskan Geliga Krim tersebut ke betis.Â