Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Siapa Bilang Orang Berumur Panjang Rutin "Nge-Gym?"

1 November 2017   10:27 Diperbarui: 1 November 2017   10:33 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
manusia berusia panjang di kawasan okinawa (sumber: https://bluezones.com)

Pasalnya, saya harus pulang-pergi naik kereta. Makanya, sepanjang jalan, saya terus berjalan ke sana-ke sini hingga harus tahan berdiri berdesak-desakan di gerbong. Bagi saya, semua itu ialah olahraga yang rutin saya lakukan.

Hasilnya? Tubuh saya jarang terserang penyakit. Pun berat badan saya turun akibat rutin naik-turun tangga stasiun. Hahahahahahahahahaha.

saya sering naik-turun tangga stasiun sekadar untuk berolahraga ringan (sumber: dokumentasi pribadi)
saya sering naik-turun tangga stasiun sekadar untuk berolahraga ringan (sumber: dokumentasi pribadi)
Kesehatan seperti itulah yang saya butuhkan sewaktu menjalani aktivitas lainnya. Tanpa kesehatan yang optimal, kegiatan saya bisa banyak terhambat dan tertunda.

Misalnya saja, pada tanggal 29 Oktober lalu, saya mendapat kesempatan meliput acara maraton di kawasan Monas. Kegiatan itu jelas menuntut kebugaran yang maksimal.

Pasalnya, saya harus bangun subuh-subuh karena lomba maraton itu dimulai pada pukul lima pagi. Makanya, sejak pukul empat pagi, saya sudah berangkat menuju lokasi dengan menggunakan kereta dan jasa ojek online.

Setibanya di gerbang Monas, saya juga harus berjalan cukup jauh. Pasalnya, pintu masuk lomba maraton tersebut terletak di ujung sehingga saya harus berjalan memutari separuh Monas.

suasana jelang maraton pada pagi hari sewaktu saya liput (sumber: dokumentasi pribadi)
suasana jelang maraton pada pagi hari sewaktu saya liput (sumber: dokumentasi pribadi)
Perjalanan itu jelas terasa berat. Apalagi, pada saat itu, saya membawa tas punggung yang sarat muatan. Makanya, sepanjang jalan, terasa betul rasa pegal di pundak akibat ditekan beban yang berat.

Belum lagi, selama acara, saya juga harus berjalan mondar-mandir, siaga mengamati situasi, dan bersiap memotret momen-momen unik yang terdapat di area lomba. Jangan sampai saya kehilangan momen-momen tersebut lantaran terus mengeluhkan rasa pegal di bahu.

Untungnya, saya membawa Geliga Krim di dalam tas. Saya memang sengaja membawanya untuk mengantisipasi kalau-kalau rasa pegal mulai terasa.

Makanya, di sela-sela beristirahat, setelah melakukan liputan sekitar empat jam lebih, saya mengoleskan Geliga Krim tersebut ke betis. 

saya mengoleskan geliga krim untuk meringankan rasa pegal di betis (sumber: dokumentasi pribadi)
saya mengoleskan geliga krim untuk meringankan rasa pegal di betis (sumber: dokumentasi pribadi)
Semua itu bertujuan "meredam" rasa pegal yang muncul, sebagaimana dituturkan oleh Ryuji Utomo pada acara Nangkring Kompasiana bersama Geliga Krim pada tanggal 4 Oktober lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun