Hanya satu yang tak terlupakan
Kala senja di gereja tua
Waktu itu hujan rintik-rintik
Kita berteduh di bawah atapnya
Namun demikian, suara itu terdengar sangat lirih, sehingga lagu yang isinya penuh romantika itu berubah menjadi horor.
Layar laptopku mendadak blank! Lalu, muncul sebuah kata "nicho, nicho, nicho" di layar, seolah ada yang mengetiknya. "Hana?" Aku menyebut namanya. Walaupun takut sampai tubuhku gemetar, aku berusaha menguak kebenaran.
"Hana? Kaukah itu? Apa yang kauinginkan?" Terdengar suara langkah kaki yang berat di luar, dan kemudian seseorang mengetuk pintu. Semakin lama, suara itu terdengar semakin keras!
Aku menyeret langkahku ke pintu. Dengan tangan gemetar aku meraih gagang pintu, lalu membukanya. Ternyata, di luar tidak ada siapa-siapa!
Namun, begitu aku menutup pintu dan berbalik badan, sosok Hana muncul di belakangku!
Sesaat dunia menjadi gelap, jauh lebih "gelap" daripada sebelumnya!
Esok paginya, aku baru terjaga. Aku tidak begitu ingat apa yang terjadi semalam. Kepalaku sungguh pening.
Namun demikian, aku mendapat beberapa bercak darah di lantai. Apakah aku terluka? Aku meraba diriku sendiri. Tak ada luka sedikitpun.
Namun, sewaktu aku menelusuri jejak darah itu, aku agak kaget. Pasalnya, di pintu terdapat tulisan yang dibuat dengan darah: "BUNUH NICHO!"
Hana? Apakah kau ingin aku menghabisi nyawa orang lain?