Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Ada Apa dengan Sungai Tengari?

23 Agustus 2016   07:28 Diperbarui: 23 Agustus 2016   23:31 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atas persetujuan Mike dan keluarganya, aku minta izin ikut berziarah, supaya aku bisa menguak lebih jauh teka-teki kehidupan ini. Setiap akan berziarah, keluarga Mike selalu menyiapkan seikat bunga merah. Segera saja aku menemukan kecocokan lain lantaran bunga itu mirip sekali dengan bunga yang aku temukan di tepi sungai sewaktu akan menabur abu jenazah Oma setahun yang lalu!

Di bibir sungai yang berbatu, kami berdoa untuk Oma dan Opa. Kami memejamkan mata dan menguncarkan doa dalam batin. Suara aliran sungai terdengar dengan jelas, seolah ikut mengaliri batin kami. Setelah selesai, kami meletakkan bunga merah di tepi sungai sebagai sebuah “hadiah” pertemuan kami dengan leluhur.

Aku berpikir bahwa seandainya Omaku dan Opa Mike memutuskan membina keluarga, tentu sekarang aku dan Mike menjadi sepupu. Namun, hal itu tak pernah terjadi. Aku tak mengetahui persis alasan hubungan mereka bisa kandas.

Biarpun demikian, dari situ aku belajar bahwa cinta ternyata tak harus diikat oleh pernikahan yang sakral. Cinta akan terus ada walaupun fisik kita hancur-lebur oleh kematian. Cinta seperti itu akan terus hadir seperti sungai yang menyatukan dua unsur manusia ke dalam aliran semesta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun