Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berani Mengakui Kesalahan

28 Juli 2016   08:11 Diperbarui: 28 Juli 2016   08:32 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, yang menjadi persoalan adalah kalau penyesalan itu berlangsung lama. Penyesalan itu tak hanya akan meruntuhkan semangat hidup kita, tetapi juga dapat merusak hubungan kita dengan orang lain. Jadi, sudah seharusnya kita belajar melepas penyesalan tersebut demi kebahagiaan hidup kita.

Kita dapat melepas rasa sesal itu dengan mengakui kesalahan. Mengakui kesalahan itu memang tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi dapat meringankan beban emosi yang selama ini kita rasakan. Dalam buku Psikologi Edisi Kesembilan, Carole Wade dan Carol Tavris menceritakan bahwa mahasiswa yang mengakui pengalaman pahit yang pernah dialaminya jauh lebih sehat secara emosional.

www.biographywritingservices.com
www.biographywritingservices.com
Dalam sebuah eksperimen, mahasiswa itu diminta mengakui pengalaman pahitnya dengan cara menulis. Lewat tulisan, mereka menceritakan perlakukan buruk yang pernah didapat pada masa lalu, seperti pecehan seksual dan penganiyayaan secara fisik. Setelah selesai, mereka menuturkan kalau hati mereka jauh lebih lega daripada sebelumnya.

Apa yang dilakukan oleh para mahasiswa itu sering disebut sebagai menulis ekspresif. Cara tersebut jauh lebih aman daripada kita mengakui semua pengalaman pahit yang kita alami pada orang lain sebab orang itu bisa saja malah menghakimi perbuatan kita. Alih-alih merasa lebih lega, beban yang kita rasakan justru bisa bertambah berat. Namun, kalau kita merasa lebih nyaman menceritakan pengalaman itu kepada orang lain, pilihlah orang terdekat yang bersedia menyimak tanpa menghakimi.

Pembaca, izinkanlah saya menutup tulisan ini dengan sebuah kutipan dari pengarang Lucy M. Montgomery, yang bunyinya sebagai berikut. “We should regret our mistakes and learn from them, but never carry them forward into the future with us.” "Kita seharusnya menyesali kesalahan kita dan belajar darinya, tetapi jangan pernah membawanya ke masa depan bersama kita." Semoga hidup kita semua jauh lebih damai dan bahagia.

(Apabila pembaca tertarik, silakan lihat juga tulisan saya lainnya Baper Ditolak Teman)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun