Untuk menjaga kebugaran fisik, saya menjalani puasa. Saya merasa bahwa berpuasa itu membawa manfaat yang besar dalam hidup saya.
Sebelumnya, saya mengalami susah buang air besar. Hal itu bisa berlangsung selama satu-dua hari.
Saya mengetahui bahwa hal itu tidak baik untuk kesehatan. Usus saya menyimpan feses, dan tubuh saya harus bekerja ekstra keras untuk menetralisir racun yang disebabkan timbunan feses di usus tersebut.
Akibatnya tubuh menjadi lebih rentan terkena penyakit.
Saya sempat mengonsumsi beberapa jenis obat untuk memperlancar buang air besar. Namun, hal itu tidak banyak membantu.
Kemudian, saya membaca sebuah tulisan bahwa berpuasa itu dapat memperlancar pencernaan. Saya kemudian mengikuti anjuran tersebut.
Saya menjalani puasa beberapa waktu, dan saya merasakan efek positifnya. Kini saya lebih lancar buang air besar setiap harinya.
Itu adalah salah satu manfaat yang saya peroleh dari berpuasa. Sebetulnya masih terdapat beberapa manfaat lain kalau kita terbiasa menjalankan puasa.
Dalam buku Usia 40 Tahun Tak Perlu Makan, Yuumi Ishihara menguraikan sedikitnya tiga manfaat lain yang akan didapat dengan berpuasa. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut.
Memperkuat sistem imun tubuh. Saat menjalani puasa, tubuh kita akan terasa lemas, karena kadar gula dalam darah menjadi sedikit. Namun, pada saat bersamaan, sistem imun tubuh meningkat. Hal itu membuat tubuh terlindung dari serangan penyakit yang berasal dari lingkungan.
Saat berpuasa, saya jarang terkena penyakit. Penyakit yang paling sering saya alami adalah flu dan batuk, dan itu pun hanya terjadi sewaktu musim hujan datang.
Namun, sejak dua tahun ini, sewaktu terjadi peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, tubuh saya lebih tahan sehingga saya pun dapat terhindar dari penyakit tersebut.
Semua itu tampaknya terjadi lantaran sistem imun tubuh saya bekerja dengan baik akibat berpuasa secara rutin.
Mencerahkan kulit. Menurut Ishihara, berpuasa adalah sebuah cara alami untuk mencerahkan kulit. Berpuasa itu akan menurunkan produksi lemak dan meningkatkan kadar oksigen di dalam darah.
Hal itu tentunya akan membuat sistem peredaran darah berjalan dengan lancar, dan juga berdampak pada kecerahan kulit. Oleh sebab itu, kulit akan terlihat lebih bersih, lebih cerah, dan lebih alami.
Memperlambat penuaan. Sudah banyak hasil penelitian yang menunjukkan hubungan antara penuaan dan pola makan seseorang. Sebagai contoh, dalam buku The Blue Zones, yang ditulis oleh Dan Buettner, terungkap bahwa orang-orang yang berumur lebih dari seratus tahun menjaga pola makan dengan baik.
Mereka tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan, tetapi sudah mempunyai takaran yang dibutuhkan oleh tubuh mereka. Orang Jepang yang berumur lebih dari 100 tahun di daerah Okinawa menyebutnya sebagai hara hachi bu, yang artinya berhenti makan setelah 80% perut terisi.
Oleh sebab itu, mereka terbiasa membatasi konsumsi makanan. Puasa pun mempunyai prinsip kerja yang sama. Dengan berpuasa, kita tak hanya menakar makanan, tetapi juga waktu makan. Itu tentunya baik untuk kinerja lambung dan usus. Metabolisme dapat berjalan dengan maksimal, dan penuaan pun dapat diperlambat.
Untuk mengetahui topik lebih lanjut tentang cara hidup lebih lama, silakan baca artikel saya yang berjudul Empat Cara Hidup Lebih Lama dan Bahagia.
Berpuasa Setengah Hari atau Sehari Penuh?
Terlepas dari peraturan agama, berpuasa itu dapat dilakukan dengan berbagai ketentuan. Kita bisa menjalani puasa setengah hari, atau sehari penuh.
Saya biasanya menjalani puasa selama setengah hari. Saya mengonsumsi makanan pada pagi hari, tetapi lewat jam 12 siang, saya sudah berhenti makan.
Selama masa puasa tersebut, saya tidak memakan makanan apapun, termasuk permen atau manisan, tetapi dibolehkan minum untuk menghindari dehidrasi pada tubuh.
Jam 6 pagi esoknya baru saya mengakhiri puasa tersebut, dan demikian seterusnya saya lakukan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan yang ada.
Jenis puasa tersebut tentunya tidak berlaku untuk umum. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menjalani puasa. Kalau Anda mempunyai penyakit maag, misalnya, waktu puasa sebaiknya dibatasi lebih pendek.
Kemudian, Anda pun tidak harus berpuasa setiap hari. Pilihlah hari-hari tertentu dalam seminggu untuk menjalani puasa. Hanya saja, Anda harus rutin melakukannya untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Komposisi Makanan Saat Berpuasa
Orang dewasa membutuhkan 2000-3000 kalori per harinya. Kalori tersebut diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein. Menurut Handrawan Nadesul, dalam Buku Sehat Itu Murah, idealnya komposisi makanan meliputi 55% karbohidrat, 40% lemak, dan 15% protein.
Karbohidrat berasal dari makanan pokok, seperti nasi, jagung, dan ubi. Lemak bersumber dari daging. Sementara itu, protein dari unsur tumbuhan dan hewan.
Nah, untuk menjalani puasa secara maksimal, kita harus memerhatikan komposisi makanan tersebut. Jangan sampai puasa kita terganggu karena kita salah memenuhi tubuh dengan asupan konsumsi yang tepat.
Yang perlu diperhatikan dalam berpuasa adalah takaran karbohidrat. Karbohidrat adalah sumber energi berupa gula yang menjadi bahan bakar untuk beraktivitas. Oleh sebab itu, kita harus memenuhi asupan karbohidrat untuk tubuh sehingga bisa menjalani puasa dengan nyaman.
Pada awal-awal menjalani puasa, tubuh saya mudah lemah. Perut saya beroncongan hanya beberapa jam setelah makan, dan gerak tubuh pun menjadi lebih lamban.
Semua itu adalah gejala kurang gula darah pada tubuh. Saya kekurangan asupan karbohidrat.
Nah, untuk mengatasi hal tersebut, saya mengonsumsi madu. Dua sendok madu saya larutkan pada segelas air putih atau segelas teh hangat.
Air madu tersebut kemudian saya minum, dan beberapa saat kemudian, tubuh saya mempunyai tenaga untuk beraktivitas lagi.
Menjalani Puasa dengan Nyaman
Berdasarkan pengalaman, kalau kita menjalani sesuatu dengan perasaan senang, seberat apapun itu, kita dapat melakukannya dengan mudah.
Pun demikian saat kita berpuasa. Kita perlu menemukan kesenangan dalam menjalani puasa agar mendapat hasil terbaik.
Jadi, jangan paksakan tubuh Anda kalau tubuh Anda tidak sanggup menjalaninya. Kalau terus dipaksa, tubuh akan memberi respon negatif berupa munculnya keluhan dan rasa sakit.
Oleh sebab itu, jalani saja puasa Anda dengan penuh sukacita demi kesehatan Anda saat ini dan seterusnya.
5 Juni 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H