Dalam lima tahun terakhir, upaya menangani stunting—dan kabinet baru yang mengusung program makan siang gratis—telah dan akan menjadi salah satu agenda nasional yang paling diutamakan yang cukup menyita perhatian publik.
Program ini, selain bertujuan meningkatkan gizi anak-anak, juga merupakan strategi untuk mengatasi masalah gizi buruk yang berdampak pada tumbuh kembang fisik anak. Namun, di tengah gemuruh perhatian pada stunting fisik, isu lain yang sama pentingnya nyaris terabaikan: stunting literasi.
Stunting literasi, meskipun tidak terlihat secara langsung seperti stunting fisik, memiliki dampak yang jauh lebih panjang dan lebih mendalam. Kemampuan literasi yang rendah, atau bahkan kurang berkembangnya minat baca sejak usia dini, berpotensi memperlambat perkembangan intelektual generasi mendatang.
Dalam hal ini, literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang dibaca---kemampuan berpikir kritis, analitis, serta memahami informasi yang diterima.
Stunting Literasi, Mengapa Ini Penting?
Menurut penelitian UNESCO, tingkat literasi di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Pada tahun 2020, survei Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa kemampuan literasi siswa Indonesia berada di peringkat bawah, bahkan dibandingkan dengan negara-negara dengan tingkat ekonomi yang serupa.
Ini menunjukkan bahwa literasi belum menjadi fokus utama dalam agenda pembangunan manusia di Indonesia, meskipun perannya sangat vital.
Anak-anak yang mengalami stunting fisik akan menghadapi berbagai tantangan kesehatan yang signifikan, tetapi anak-anak yang tidak mampu mengembangkan literasi yang baik akan menghadapi kesulitan lebih besar dalam berpartisipasi penuh dalam masyarakat.
Mereka yang tidak bisa memahami teks yang kompleks akan kesulitan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan bahkan mengakses peluang kerja di masa depan.
Pemerintah saat ini telah memfokuskan banyak upaya pada pengentasan stunting fisik melalui program-program seperti pemberian makan siang gratis di sekolah. Ini adalah langkah yang sangat positif, karena gizi yang buruk memiliki dampak yang langsung terhadap kinerja kognitif.