Situasi ini berdampak langsung pada penurunan jumlah warga kelas menengah Indonesia. BPS mencatat bahwa 9,48 juta warga kelas menengah turun kelas dalam lima tahun terakhir, meninggalkan hanya 47,85 juta warga kelas menengah di 2024.
Krisis ini diperparah oleh kebijakan yang dianggap terlalu mengutamakan sektor padat modal, seperti pertambangan, dibandingkan sektor padat karya yang memiliki kapasitas lebih besar dalam menciptakan lapangan kerja.
Kebijakan investasi padat modal ini memang penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang, namun pada situasi saat ini, kebutuhan terbesar masyarakat adalah pekerjaan.
Muhammad Andri Perdana menegaskan, "Ada kebutuhan mendesak untuk kebijakan yang berfokus pada penyerapan tenaga kerja. Sektor-sektor yang mempekerjakan banyak orang, seperti manufaktur, pertanian, dan pariwisata, harus menjadi prioritas dalam pemerintahan baru."
Apa yang Bisa Dilakukan Pemerintahan Prabowo-Gibran?
Dengan deflasi yang terus berlanjut dan PHK massal yang menambah beban ekonomi, pemerintahan Prabowo-Gibran perlu segera menyusun strategi ekonomi yang kuat dan terarah.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah mempercepat program-program stimulus ekonomi yang langsung menyentuh masyarakat bawah, terutama di sektor-sektor yang terhantam keras oleh PHK. Beberapa pendekatan kebijakan yang bisa dipertimbangkan oleh pemerintahan baru antara lain:
1. Meningkatkan Investasi di Sektor Padat Karya
Program pembangunan infrastruktur yang digalakkan selama era Jokowi harus tetap dilanjutkan, tetapi dengan penyesuaian fokus. Sektor-sektor seperti manufaktur, pariwisata, dan pertanian harus mendapatkan perhatian lebih.
Ini adalah sektor-sektor yang mampu menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar dengan cepat. Dalam hal ini, Prabowo dan Gibran dapat mengembangkan program-program yang memperkuat konektivitas antara kota-kota besar dan daerah-daerah yang kurang berkembang untuk meningkatkan produksi lokal dan menciptakan kesempatan kerja baru.
Selain itu, penting bagi pemerintahan baru untuk mendorong investasi di sektor ekonomi kreatif yang memiliki potensi besar untuk mengurangi pengangguran di kalangan generasi muda.
Sebagai contoh, program pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus ditingkatkan untuk menciptakan peluang usaha baru yang dapat menyerap tenaga kerja lokal.
2. Merangsang Daya Beli Masyarakat dengan Kebijakan Fiskal yang Proaktif
Menurunnya daya beli masyarakat adalah akar dari deflasi yang berkelanjutan. Untuk meningkatkan permintaan domestik, pemerintah perlu mendorong kebijakan fiskal yang mendukung konsumsi rumah tangga.