Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar: Antara Cita-cita dan Realitas di Sekolah Negeri

11 Oktober 2024   15:02 Diperbarui: 11 Oktober 2024   22:51 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru-gurunya adalah pejuang pendidikan sejati, tetapi sudah lelah dengan sistem yang tak pernah berubah selama bertahun-tahun. Dan tiba-tiba, pemerintah memutuskan bahwa mereka harus mengadopsi metode pembelajaran berbasis proyek, eksploratif, dan lintas disiplin. Apakah ini lelucon? Tidak, ini memang sudah menjadi kenyataan.

Sistem IB, atau yang sejenisnya, membutuhkan perombakan total, bukan hanya dari segi kurikulum, tetapi juga budaya pendidikan.

Di sistem tradisional, murid-murid diharapkan duduk manis dan mendengarkan guru. Di sistem baru, mereka diharapkan berpikir kritis, bertanya, bahkan mungkin mengkritik guru.

Sekarang coba bayangkan bagaimana reaksi seorang guru di sekolah negeri yang sudah bertahun-tahun terbiasa dengan sistem lama tiba-tiba dihadapkan dengan sekelompok murid yang merasa "merdeka" untuk membantah mereka. Menarik? Tentu. Kacau? Bisa jadi.

Merdeka dari Apa?

Mungkin salah satu pertanyaan paling penting yang harus diajukan adalah: merdeka dari apa? Apakah kita membebaskan anak-anak dari pengetahuan yang terlalu mengotak-ngotakkan mereka, atau malah menjerumuskan mereka ke dalam kekacauan kognitif tanpa arah?

Di satu sisi, membebaskan siswa dari keharusan menghafal fakta mungkin adalah hal yang baik, tetapi apakah kita siap memberikan mereka keterampilan yang dibutuhkan untuk berpikir kritis di dunia nyata? Apakah kita punya cukup guru yang bisa membimbing siswa menuju jalan ini?

Uang vs Mimpi

Akhirnya, kita sampai pada masalah klasik yang tak bisa dihindari: uang.

Membuat sistem pendidikan yang "merdeka" seperti IB mungkin adalah impian yang indah. Tapi impian ini butuh biaya besar.

Sekolah-sekolah yang sekarang menggunakan kurikulum IB memiliki sumber daya melimpah, sementara sekolah negeri kebanyakan harus berjuang dengan dana yang terbatas.

Jadi, siapa yang akan menanggung biayanya? Apakah kita akan melihat sistem pendidikan yang benar-benar merdeka, atau kita justru akan mengulangi siklus ketidaksetaraan, di mana hanya yang kaya yang bisa menikmati pendidikan terbaik?

Revolusi atau Evolusi?

Saat kita melangkah ke era Merdeka Belajar, pertanyaan yang harus kita ajukan adalah: apakah kita sedang menghadapi revolusi pendidikan atau evolusi yang lebih lambat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun