Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Itu Kleptokrasi dan Bagaimana Cara Kerjanya?

21 September 2024   08:26 Diperbarui: 21 September 2024   08:26 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam buku Guns, Germs, and Steel, Jared Diamond mengajukan sebuah pertanyaan mendasar: mengapa beberapa masyarakat berkembang pesat sementara yang lain tertinggal?

Di balik jawaban mengenai perkembangan peradaban, terdapat suatu aspek yang sering kali terlupakan: penyalahgunaan kekuasaan yang sistematis. Di sinilah konsep kleptokrasi memainkan perannya.

Kleptokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana para pemimpin menggunakan kekuasaan politik untuk mencuri kekayaan publik untuk keuntungan pribadi, dan dengan caranya yang tersembunyi, kleptokrasi menjadi momok global yang menyelubungi banyak negara.

Namun, apa sebenarnya kleptokrasi, dan mengapa ia berkembang di beberapa tempat tetapi tidak di tempat lain?

Definisi dan Karakteristik Kleptokrasi

Kleptokrasi berasal dari bahasa Yunani, "klepto" berarti mencuri, dan "krasi" berarti pemerintahan.

Secara harfiah, ini berarti "pemerintahan pencuri." Kleptokrasi sering diasosiasikan dengan korupsi besar-besaran, di mana para pemimpin menggunakan kekuasaan politik untuk mengamankan kekayaan pribadi melalui manipulasi institusi negara.

Apa yang membedakan kleptokrasi dari korupsi biasa adalah skala dan impunitas yang menyertainya.

Di negara-negara kleptokrat, penyalahgunaan kekuasaan terjadi dengan hampir tidak adanya hukuman, menciptakan budaya di mana kekayaan negara dialihkan secara sistematis ke tangan segelintir elit politik.

Contoh negara-negara kleptokratik adalah banyak negara di Afrika dan Eropa Timur, di mana pemimpin negara memperkaya diri mereka dengan menyedot kekayaan negara ke rekening pribadi mereka di luar negeri.

Menurut laporan Bank Dunia, lebih dari 1 triliun dolar keluar dari negara-negara berkembang setiap tahunnya dalam bentuk aliran finansial ilegal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun