Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik. Maverick. Freetinker.

Menulis tentang orang dan peristiwa adalah perjalanan untuk menemukan keindahan dalam keberagaman. Setiap kisah hidup adalah sebuah karya seni yang layak untuk diabadikan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hidup Itu Mau Cari Apa?

20 September 2024   23:47 Diperbarui: 21 September 2024   00:30 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: flickr.com

Camus, di sisi lain, dalam esainya The Myth of Sisyphus menyatakan bahwa manusia harus terus hidup, meskipun kesadaran akan absurditas dunia ini. Hidup itu sendiri mungkin tidak memiliki makna intrinsik, tetapi kita tetap mencari makna dalam ketidakbermaknaan itu.

Sudut pandang eksistensial ini memaksa kita untuk mempertimbangkan: apa sebenarnya yang kita kejar dalam hidup? 

Ketika segala sesuatu tampaknya kacau dan tidak masuk akal, apakah kita mencari makna yang tak pernah ada, atau kitalah yang sedang berusaha menciptakan makna sendiri?

Bertahan di Tengah Tuntutan Masyarakat

Kehidupan modern sering kali mengatur manusia dalam rutinitas yang kaku. Pergi sekolah, kuliah, mendapatkan pekerjaan, menikah, memiliki anak, dan akhirnya pensiun menjadi alur yang diharapkan oleh masyarakat.

Namun, semakin banyak orang yang merasa gelisah, merasakan tekanan dari harapan sosial yang mungkin tidak sejalan dengan keinginan pribadi mereka.

Menurut sebuah studi di Journal of Economic Psychology, ketidakpuasan hidup sering kali muncul dari ketidakmampuan untuk memenuhi harapan masyarakat yang sebenarnya tidak relevan dengan kebutuhan dan keinginan kita sendiri.

Orang sering kali menghabiskan hidup mereka mengejar status sosial, harta benda, atau pengakuan, tetapi kemudian merasa kosong setelah mencapainya.

Mengapa demikian? Karena mungkin, sejak awal, apa yang mereka kejar bukanlah apa yang sebenarnya mereka inginkan.

Di dunia yang terus-menerus menuntut kita untuk mencapai lebih banyak, kita cenderung melupakan apa yang benar-benar penting bagi kita.

Filosofi eksistensial mengajak kita untuk bertanya: Apakah kita benar-benar ingin mengikuti arus yang sudah ditetapkan, atau kita harus berani melawan dan menemukan jalan kita sendiri?

Menemukan Kebebasan dalam Ketidakpastian

Seorang filsuf Prancis, Jean-Paul Sartre, pernah berkata bahwa "Manusia dikutuk untuk bebas." Di satu sisi, kebebasan adalah sesuatu yang diinginkan banyak orang---kemampuan untuk membuat pilihan, menentukan nasib sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun