Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pertarungan Perempuan di Pilkada 2024, Simbol Kemajuan atau Sekadar Strategi Elektoral?

12 September 2024   09:17 Diperbarui: 12 September 2024   14:45 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika seorang perempuan memiliki tingkat elektabilitas tinggi, terlepas dari latar belakang dan kapabilitasnya, ia akan didukung penuh. 

Ini menunjukkan bahwa partai lebih peduli pada hasil pemilu daripada memastikan pemimpin yang berkualitas dan berkompeten untuk rakyat.

Ketika strategi elektoral lebih diutamakan daripada meritokrasi, keterwakilan perempuan hanya akan menjadi angka di atas kertas.

Popularitas memang penting, tetapi tanpa kualitas kepemimpinan yang solid, keterwakilan ini tidak akan memberikan dampak signifikan pada kebijakan publik atau kesejahteraan masyarakat. 

Sebaliknya, keterlibatan perempuan yang dipilih hanya berdasarkan kalkulasi elektoral bisa menciptakan citra bahwa politik adalah permainan popularitas, bukan ruang untuk kepemimpinan yang efektif.

Perempuan dalam Politik: Pisau Bermata Dua

Kebijakan kuota gender, yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah perempuan dalam politik, adalah langkah penting dalam memperbaiki kesenjangan gender. 

Namun, kuota ini sering kali diterapkan tanpa upaya yang serius untuk meningkatkan kapabilitas calon perempuan. 

Akibatnya, beberapa perempuan yang muncul di panggung politik mungkin tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan yang memadai untuk menghadapi tantangan besar dalam memimpin daerah.

Kuota perempuan dalam politik seharusnya disertai dengan program pelatihan dan pengembangan kepemimpinan untuk memastikan bahwa perempuan yang terpilih benar-benar siap untuk memimpin. 

Tanpa itu semua, kita hanya menciptakan ilusi kesetaraan. 

Sebagaimana dikatakan oleh penulis feminis bell hooks, "Feminism is for everybody." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun