Walhasil, bola yang satu-dua dioper di bagian pertahanan, kemudian diangkat ke depan. Sayang, kebanyakan bola sukses dikuasai Wataru Endo dkk.
Gol pertama buah dari kesalahan Amat dalam menahan pergerakan lawan. Alih-alih mengamankan lini pertahanan, Amat melakukan pelanggaran berbuah penalti dan gol.
Gol ketiga Jepang juga lahir karena Amat telat menarik diri untuk menjebak lawan dalam posisi offside. Akibatnya, gol ketiga lahir meski terpantul lewat kaki Justin Hubner andalan lini tengah timnas kita.
Pemahaman taktik ini mesti terus dikuatkan. Melawan Jepang, terlihat kita kedodoran dalam menahan gempuran mereka.
Kedua, sayap kita belum optimal kasih peluang
Yakob Sayuri dan Pratama Arhan memang mestinya diandalkan untuk mengalirkan bola ke pertahanan Jepang dari sisi sayap kanan dan kiri. Gol perdana kita melawan Irak tempo hari, lahir dari skema sayap ini.Â
Assist Sayuri membuahkan gol lewat kaki pemain muda andalan kita Marselino Ferdinan.
Melawan Jepang, nyaris kita sedikit sekali punya peluang melepas itu. Kesetimbangan lini belakang dan depan belum mampu memberikan dukungan kepada sayap untuk melepas umpan.
Padahal kita baik dari sisi ini. Setidaknya, sebuah lemparan jarak jauh Arhan ujungnya dikonversi gol Indonesia lewat Sandy Walsh. Alhamdulillah masih bisa bikin gol meski hanya sebiji ke gawang Jepang.
Kita mengidamkan serangan dan tusukan dari sayap mesti semakin didorong sehingga menjadi salah satu senjata mematikan untuk tim lawan. Apalagi kini kita punya barisan gelandang yang lumayan tangguh pada diri Justin Hubner dan Ivar Jenner.
Ketiga, kecepatan