Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

KISS, Ini tentang Tulisan Bukan Kecupan

1 Januari 2024   07:40 Diperbarui: 1 Januari 2024   07:42 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sudah beberapa kali menulis soal KISS ini di Kompasiana. Meski sudah berulang-ulang, saya ketemu saja sudut pandang untuk menuliskannya lagi.

Entahlah, rasanya enak saja menulis tema-tema kepenulisan. Termasuk soal KISS ini.

KISS ini saya ketahui saat tahun 2000-an awal membaca buku Menjadi Jurnalis tulisan Peter Henshall dan David Ingram.

KISS ini singkatan dari keep it short and simple. Di internet, ada juga yang mengartikannya keep it simple and short.

Makna mudahnya, bikin tulisan itu dengan pendek dan sederhana. Ini panduan buat kita dalam menulis. Wabilkhusus, menata kalimat.

Tulisan apa pun akan mudah disimak jika penataan kalimatnya lekas dipahami pembaca. Kita butuh tulisan yang sekali baca langsung masuk dalam pemahaman. Sekali membaca, kita bisa memaknainya dengan baik.

Dalam Fog Index, editor rata-rata sepakat kalimat yang baik terdiri dari 8-14 kata. Jika selama ini kita bisa menulis dengan kata-kata sejumlah itu, berarti sudah KISS.

Memang ini tidak saklek. Namanya juga ilmu sosial, tidak ada yang pasti.

Selalu ada perkembangan. Oh iya, saklek ini pengindonesiaan dari bahasa Belanda, zakelijk.

Namun, setakat ini, saya sepakat dengan KISS. Pendek kata, kalau menulis kalimat, upayakan menggunakan 8-14 kata. Kita dilatih menulis pendek-pendek.

Dalam dunia sepak bola Tanah Air saja, timnas kita sering dilekatkan dengan skema permainan pendek-pendek atau pendek-merapat.

Dalam dunia tulisan, KISS ini setakat pengalaman saya, berguna banget. Meskipun tulisan kita panjang, asal menata kalimat KISS, mudah dipahami.

Buku kita boleh tebal. Naskah artikel kita boleh berlembar-lembar.

Akan tetapi, tatalah kalimat kita dengan pendek dan ringkas. Sejak awal 2000-an itu, panduan KISS ini membantu saya. Baik dalam menulis berita, feature, biografi, maupun artikel di Kompasiana.

Rasanya enak menulis dengan ringkas begini. Setiap kalimat punya tenaga.

Kalau diibaratkan, kata itu adalah pendayung dalam sampan. Supaya sampan lekas sampai, semua pendayung mesti bekerja.

Jangan ada pendayung yang menganggur. Hanya duduk tapi tak bekerja meski pegang alat dayung.

Menulis KISS ini juga membantu kita tidak bertele-tele dalam menyampaikan pesan. Meskipun dalam konteks feature yang mendayu-dayu, kalimat tetap gurih dinikmati.

Ada cara paling gampang menguji tulisan kita sudah simpel atau belum. Bacalah satu kalimat yang kita buat.

Jika napas kita secara normal masih ada, berarti sudah oke. Namun, jika napas tersengal-sengal sementara kalimat belum beres, berarti masih berkelewahan.

Berkelewahan dalam kamus besar bahasa Indonesia kita bermakna berlebihan.

Mungkin berlebihan itu karena ada kata yang mubazir. Kata itu bisa kita buang atau diganti dengan yang lain.

Buat kita yang masih awal dalam menulis, mengenal konsep ini bagus. Ini sejak awal sudah melatih kita terbiasa menatahkan gagasan dengan simpel.

Tulisan yang bagus tentu tulisan yang dimengerti pembaca, bukan? Bukankah tugas penulis itu menyederhanan persoalan yang rumit menjadi mudah?

KISS menjadi salah satu senjata untuk mewujudkan itu.

Jika sedari awal sudah memahami ini dengan baik, ke depannya lebih bagus lagi. Semakin rajin berlatih, semakin bagus. Muach. [Adian Saputra]

Gambar pinjam dari sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun