Dalam dunia tulisan, KISS ini setakat pengalaman saya, berguna banget. Meskipun tulisan kita panjang, asal menata kalimat KISS, mudah dipahami.
Buku kita boleh tebal. Naskah artikel kita boleh berlembar-lembar.
Akan tetapi, tatalah kalimat kita dengan pendek dan ringkas. Sejak awal 2000-an itu, panduan KISS ini membantu saya. Baik dalam menulis berita, feature, biografi, maupun artikel di Kompasiana.
Rasanya enak menulis dengan ringkas begini. Setiap kalimat punya tenaga.
Kalau diibaratkan, kata itu adalah pendayung dalam sampan. Supaya sampan lekas sampai, semua pendayung mesti bekerja.
Jangan ada pendayung yang menganggur. Hanya duduk tapi tak bekerja meski pegang alat dayung.
Menulis KISS ini juga membantu kita tidak bertele-tele dalam menyampaikan pesan. Meskipun dalam konteks feature yang mendayu-dayu, kalimat tetap gurih dinikmati.
Ada cara paling gampang menguji tulisan kita sudah simpel atau belum. Bacalah satu kalimat yang kita buat.
Jika napas kita secara normal masih ada, berarti sudah oke. Namun, jika napas tersengal-sengal sementara kalimat belum beres, berarti masih berkelewahan.
Berkelewahan dalam kamus besar bahasa Indonesia kita bermakna berlebihan.
Mungkin berlebihan itu karena ada kata yang mubazir. Kata itu bisa kita buang atau diganti dengan yang lain.