Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Nakal Bukan Anak Jahat, Bagaimana Peran Guru BK di Sekolah?

18 Mei 2023   07:38 Diperbarui: 18 Mei 2023   07:39 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi saling coret pakaian seragam sekolah siswa SMA di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (2/5/2017)(Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere)

Sebab, yang ia lakukan tak lazim dilakukan anak seusianya. Meski fiksi, cerita Roy ini melegenda dan di zaman saya sekolah jadi patron anak muda kala itu.

Rasanya sip bener kalau sudah di gunung, merokok, kumpul dengan sesama penyuka jalan-jalan, dan lainnya, serta abai dengan sekolah.

Namun, ini semua nakal dalam batasan tertentu. Ia bukan kejahatan yang mesti diurus oleh pihak keamanan negara.

Kadang pihak sekolah juga memberikan pesan bahwa tugas mendidik anak tidak sekadar ranah sekolah. Sekolah juga ingin orangtua punya peran. 

Maknanya, kalau ada anak nakal, jangan suruh pihak sekolah jadi pemadam kebakaran. Orangtua juga punya peran penting.

Saya setuju dengan ini. Namun, frasa itu tidak serta merta juga melepaskan tanggung jawab sekolah untuk ikut mendidik anak. 

Orangtua menyekolahkan anak dengan harapan anaknya bertambah baik, bertambah pandai, bertambah profil pelajar Pancasilanya, dan lebih takzim kepada orangtua.

Maka itu, sekolah punya kompetensi tersendiri untuk mewujudkan harapan orangtua. Kalau semuanya dikembalikan lagi kepada pihak orangtua, buat apa mereka menyekolahkan anak ke sekolah?

Maka itu, tiap guru, wabilkhusus wali kelas, mesti punya data yang utuh mengenai setiap anak di bawah bimbingannya. Termasuk berkoordinasi dengan pihak guru bimbingan konseling (BK).

Tiap anak pasti punya keunggulan. Ada mungkin siswa yang orang tahunya yang jelek-jeleknya saja. Tapi ada satu humanis anak nakal itu yang tidak diketahui banyak orang. 

Maka, orangtua mesti komunikasi intensif dengan sekolah untuk menjelaskan kondisi anaknya. Jadi, sekolah punya penyikapan berbeda sehingga unsur keunggulan siswa ini bisa dikembangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun