Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memotret Relasi Penguasa dan Media Massa

20 Maret 2023   08:26 Diperbarui: 23 Maret 2023   13:25 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: ruang redaksi media. (Foto: BILL ROTH/ANCHORAGE DAILY NEWS VIA AP via KOMPAS.ID)

Semua jenak tertawa bahagia. Pesta demokrasi usai, pemenang pun segera ditahbiskan.

Hal itu sudah terjadi sejak lama. Saya masuk koran ini saja tahun 2004 dan itu juga masa pemilihan kepala dan wakil kepala daerah. 

Sejak awal pilkada dimulai saja, banyak calon yang main ke kantor. Tujuan utamanya memperkenalkan diri. Masa itu, tentu saja ada permintaan kalau akrivitas kampanye mereka diberitakan. 

Masa 2004 dan 2010, era media sosial belum seperti sekarang. Peran koran masih signifikan. 

Sumber referensi orang, termasuk untuk pemilu dan pilkada, masih koran minded. Itu dulu ya, lain tentunya dengan sekarang.

Koran tentu punya divisi marketing yang tujuan utamanya cari uang. Mereka juga senang kalau banyak calon kepala daerah datang ke kantornya. 

Ada kesempatan menawarkan program di koran. Tentu berbayar, masak gratis. Jadi, ada simbiosis mutualisme yang didapat. Politikus dapat ruang, media massa dapat uang. 

Sudah jelas halal karena babnya kerja sama. Nota kesepahaman-lah kalau isitilah sekarang. MoU.

Tapi memang, sampai dengan sekarang, peran media massa masih besar. Khususnya dalam konteks politik. 

Aktivitas politik akan semakin kerasa gregetnya jika media arus utama memberitakan. Meskipun viral di media sosial, belum afdal rasanya jika media massa arus utama belum kasih ruang.

Karena ada simbiosis semacam itu, peran media massa arus utama tetap signifikan. Ini pula sebabnya sampai dengan sekarang politikus tetap menjadwalkan silaturahmi ke media massa jika hendak berhajat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun