Keempat, butuh tantangan baru
Buat karyawan yang masih segar, bagus memang cari kerjaan tempat lain yang membutuhkan banyak tantangan. Apalagi kalau situasinya sudah dari nomor satu ke nomor tga tulisan saya di atas.
Apalagi bagi laki-laki. Tantangan untuk meraih karier baru itu besar banget.Â
Pindah kerja ke sebuah tempat yang kita nilai bakal melejitkan diri kita itu oke saja. Meskipun demikian, barangkali gajinya lebih kecil atau sama saja.
Dalam biografi Karni Ilyas, Lahir untuk Berita, presiden ILC itu bilang, ia bekerja sampai tahun 1978 di koran Suara Karya. Enam tahun kurang lebih Karni bekerja di koran itu. Begitu ada tawaran untuk pindah ke majalah Tempo, Karni langsung ambil.
Padahal gaji di Suara Karya sudah lumayan. Ketika Karni pindah ke Tempo tahun 1978 itu, gajinya malah kurang. Tapi itu tak soal.Â
Di Tempo inilah Karni menjejakkan kakinya sebagai jurnalis pilih tanding sampai posisi redaktur pelaksana. Bahkan, ia dapat dua dapukan sekaligus.Â
Pemegang saham Tempo kala itu, Eric Samola, menyuruh Karni mendandani majalah Forum, sebuah majalah milik grup ini tapi belum dikenal orang.
Karni akhirnya bekerja dobel. Ia menjadi redaktur pelaksana majalah Tempo sekaligus pemimpin redaksi majalah Forum Keadilan.Â
Dua kerjaan satu selip gaji. Soal dua kerjaan satu slip gaji ini nantilah saya tulis lebih mendalam kapan-kapan.
Maksudnya, kalau ada kans bekerja di tempat yang lain yang menjanjikan, buruan pindah. Jangan malu, jangan ragu, nanti kamu makin buntu. Ya buntu duit, ya buntu karier.