Saya ngefans sama Taffarel sejak lama. Apalagi kala ia main di klub Parma, Italia, usai Piala Dunia 1990 di Italia.
Prediksi Gus Dur benar. Brasil menang atas Skotlandia.Â
Skornya juga sesuai dengan prediksi Gus Dur, 2-1 untuk kemenangan Brasil. Hebat memang Gus Dur ini.
Gus Dur menjadi bapak bangsa karena ia ditunjang oleh kepiawaian dalam menulis. Tak banyak tokoh sekarang yang bisa menulis dengan baik.Â
Menulis dalam artian, ia sendiri yang mengetik di laptop atau komputer dengan pikiran dan gagasan yang muncul dari otaknya sendiri. Bukan sekadar punya ide dasar tapi yang menuliskan malahan orang lain.
Gus Dur kemudian menjadi manusia yang punya ide orisinal. Tabiatnya yang kadang mengagetkan memang khas dia seperti itu.Â
Justru itulah titik penting buat Abdurahman Wahid dalam menjejakkan pikirannya untuk bangsa ini. Karena piawai menulis, Gus Dur juga piawai bertutur kata.Â
Meski pascasakit fisiknya tak seperti dulu, Gus Dur masih punya daya pikat yang luar biasa.
Bayangkan saja, dalam kondisi fisik seperti itu, ia masih terpilih menjadi presiden RI usai pemilu 1999. Gus Dur kala itu dipilih oleh anggota DPR hasil pemilu 1999.Â
Pemilihan presiden waktu itu tak seperti sekarang yang dipilih langsung oleh rakyat.
Saya waktu itu jarang dengar pidato Gus Dur. Tapi pidatonya usai dilantik menjadi presiden RI memang luar biasa.Â