Ragangan adalah bahasa lain untuk kerangka karangan. Dahulu saat saya sekolah dasar, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menyarankan untuk membuat ragangan.Â
Caranya adalah dengan menulis beberapa kalimat pendek sebagai ide tiap alinea. Intinya sih, kita mau menulis apa saja sehingga bisa utuh menjadi opini.
Misalnya kita hendak menulis soal ide perpanjangan masa jabatan kepala desa. Buat saya ragangannya sebagai berikut.
- Ide ini keblinger
- Masa jabatan bukan ukuran kesuksesan mengurus desa
- Enam tahun masa cukup membangun desa
- Peluang korupsi jika ditambah 9 tahun
- Ini simbiosis mutualisme dengan politikus Senayan
- Mundurnya demokrasi
- Kejumudan demokrasi
- Publik harus melawan
- Media massa harus masif memberitakan dan menetang ide aneh ini
- Presiden harus turun tangan dan kasih public adress
- Lanjutkan sendiri...
Kerangka semacam ini berguna supaya opini yang kita tulis tidak lari kemana-mana. Ia akan berada pada rel yang benar karena setiap kerangka itu ada koherensi dengan paragraf lain.Â
Kalau kita dapat 30 poin seperti saya contohkan di atas, kita akan dapat satu opini utuh. Musababnya, setiap poin itu mewakili satu alinea atau paragraf atau pokok pikiran tiap alinea.
Ketiga, judul duluan
Jika ide dasar dan ragangan sudah, saya kasih masukan supaya cepat-cepat menulis judul. Saya menganjurkan menulis judul duluan.Â
Ada beberapa teman yang menulis judul di akhir. Boleh saja.Â
Tapi dalam kiat ini, saya menganjurkan menulis judul duluan. Tulislah judul yang paling kuat yang kira-kira enak kita baca dan dengar dan juga ada kesan menarik untuk pembaca.
Judul itu etalase. Kadang pilihan orang mau baca atau tidak juga didukung oleh judul.Â
Judul yang menarik punya kans kuat dipilih orang sebagai bacaan. Ibarat jualan, judul adalah etalase. Etalase yang menarik, memancing minat.