Dosen luar biasa di sini adalah mereka yang diminta mengajar karena dinilai punya keahlian tertentu. Mungkin karena saya jurnalis, makanya kampus meminta saya mengajar mata kuliah itu.
Waktu awal mengajar saya mengenakan kaus. Bukan kaus oblong, melainkan kaus berkerah. Celana yang saya kenakan juga jeans dalam kondisi baik meski warnanya pudar.Â
Saya memasukkan bagian bawah kaus saya ke lapisan celana sehingga rapi jali. Kancing terakhir kaus berkerah pun saya katupkan supaya makin elegan.
Sepatu sport Reebok saya kenakan, dulu kondisinya masih baru sekali. Itu kisaran tahun 2015 akhir. Saya beli sepatu Reebok itu Rp600 ribu, itu sisa honor mengedit buku.
Intinya penampilan saya mengajar cukup rapi. Waktu mengajar pun tak ada masalah dalam penerimaan teman-teman mahasiswa.Â
Karena saya berpakaian demikian, ditambah hanya modal spidol saja, saya sempat dikira kakak tingkat. Alhamdulillah.
Persoalan baru muncul begitu saya melihat ada spanduk besar tentang aturan berpakaian di kampus. Saya kaget juga, hahaha.Â
Rupanya mahasiswa dan dosen dilarang menggunakan celana jeans. Bagi dosen malah disuruh pakai kemeja, syukur-syukur pakai dasi. Alamak.
Tapi saya terbilang "nakal". Aturan itu saya abaikan saja. Perilaku ini jangan dicontoh ya.
Lagipula saya menilai apa yang sejauh ini saya sampaikan di kelas oke-oke saja. Soal penampilan, saya menilai juga masih rapi dan pantas.Â
Kalau disuruh pakai kemeja ini yang repot karena saya cepat sekali berkeringat. Agak tertolong jika ruangan ada mesin pendingin udara yang kapasitas kerjanya baik dan bukan sekadar cangkang saja.