Kami tidak mempermasalahkan apakah PT Askes sudah bekerja sama dengan berapa rumah sakit. Akan tetapi, dengan jumlah manusia yang bertambah dan rumah sakit yang menerima peserta Askes terbatas, korporasi mestinya cepat bertindak. Perbanyak rumah sakit atau klinik yang bisa menerima pasien berkartu Askes. Apalagi kalau sedang wabah, jangankan pelayanan Askes, dapat ruang di rumah sakit saja sudah syukur.
Setiap bulan PT Askes kan mendapat dana peserta yang dipotong dari gaji atau pensiunan. Percayalah, tidak ada orang yang mau sakit, dirawat, diopname. Barangkali dari sekian juta peserta Askes, cuma sedikit yang rutin berobat. Kalau tidak terpaksa sekali kan tidak ke rumah sakit. Nah, mestinya kalau cuma mengganti di bawah satu juta rupiah dan semua ketentuan dipenuhi, mestinya bisa dong. Percuma setiap bulan duit dipotong kalau cuma mengganti Rp 865 ribu saja enggak sanggup. Tidak manusiawi kalau Rp 60 ribu.
Pasien ke rumah sakit non-Askes kan bukan keinginan. Tapi lantaran kondisi mendesak. Urusannya nyawa. Mati. Ini filosofi yang mesti dipahami oleh manajemen PT Askes.
Saya kira duit Rp 865 ribu tak sulit diperoleh korporasi sebesar PT Askes. Entahlah kalau memang dalam sehari jumlah klaim yang masuk cukup banyak. Yang kami harapkan, performa PT Askes menjadi lebih baik. Penggantian uang peserta mesti ditingkatkan atau dibuat aturan baku cuma separuh misalnya. Saya tidak mengetahui persis bagaiman skema kerja sama sebuah rumah sakit dengan PT Askes. Tapi kalau di rumah sakit yang join dengan Askes, peserta bisa "gratis" berobat dan dirawat inap, semestinya kan tidak jauh beda jika berobat di klinik yang belum menerima Askes. Kita ingin perlindungan kesehatan peserta Askes tidak setengah-setengah. Sudahlah dipotong tiap periode, kalau masih menyulitkan peserta, rasanya tidak bijak. Demikian catatan kami. Semua untuk kemajuan. Kritik dalam tulisan ini sebagai penggugah saja agar performa PT Askes meningkat setiap tahun. Wallahualam bissawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H