Mohon tunggu...
Adi Ankafia
Adi Ankafia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelancer

Euphemia Puspa Tanaya Jasmine

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Wiro (Kurang) Sableng

8 September 2018   14:03 Diperbarui: 10 September 2018   07:31 3206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : goodreads.com

Sinto Gendheng mengukir rajah berupa angka 212 di dada dan telapak tangan Wiro Saksana untuk melegitimasi kependekarannya. Sebagai identitas, Wiro Saksana diberi gelar oleh Sinto Gendeng dengan sebutan Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212. Dari sinilah asal-usul slogan atau pameo "Muridnya Sableng, Gurunya Gendheng" yang selama ini kita kenal. Sempurna.

Penjelasan tentang makna 212 yang ditanyakan oleh Wiro Sableng kepada Sinto Gendheng terkesan dangkal dalam naskahnya. Tidak cukup memuaskan untuk menemui sebuah pencerahan dari ajaran pemantapan keyakinan berupa Manunggaling Kawulo Gusti, yang jika ditelusuri maknanya, seperti dilansir dari kanal  rekreasipikir, menurut  Syech Siti Jenar, disebutkan bahwa "Sang Pencipta adalah tempat kembali semua makhluk dan dengan kembali kepada Tuhannya, manusia telah bersatu dengan Tuhannya. Dalam ajarannya pula, Manunggaling Kawula Gusti bermakna bahwa di dalam diri manusia terdapat roh yang berasal dari roh Tuhan" sesuai dengan ayat Al-Quran yang menerangkan tentang penciptaan manusia :

"Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." (Q.S. Shaad: 71-72).

Masih dari sumber yang sama, Menurut R. Ng. Ranggawarsita (1802-1873) : Pokok keilmuan Syech Siti Jenar disebut sebagai "Ngelmu Ma'rifat Kasampurnaning Ngurip" (ilmu ma'rifat kesempurnaan hidup [the science of ma'rifat to attain perfection of life]). Ranggawarsita menyebutkan basis ilmiah ajaran tersebut adalah renungan filsafat yg bentuk aplikasinya adalah metafisika dan etika.

Sinto Gendheng memerintahkan Wiro Sableng turun gunung dan mencari Mahesa Birawa untuk dibawa kembali ke hadapannya. Hidup ataupun mati. Bersamaan dengan itu pula, Wiro Sableng baru mengetahui fakta bahwa Mahesa Birawa bernama asli Suranyali, adalah mantan murid Sinto Gendheng yang membangkang dan diliputi dendam serta orang yang bertanggung jawab atas kematian kedua orangtuanya. Dengan kata lain, Mahesa Birawa (seharusnya) adalah kakak seperguruan Wiro Sableng. Klise!

Petualangan yang sesungguhnya dimulai. Namun, dari sini pula, nostalgia mulai tercoreng oleh plot--plot cerita yang masuk secara tiba-tiba. Alurnya menjadi tidak jelas.

Setelah berhasil menumbangkan Kalingundil dan Empat Brewok Dari Goa Sanggreng yang menyatroni keluarga kerajaan yang sedang melakukan penyamaran dalam perjalanan incognito di sebuah warung makan yang berdinding bambu. Atribut khas dalam film-film kolosal pada umumnya. 

Bahkan, disini ada satu adegan dimana Kalingundil berteriak lantang kepada pemilik warung (diperankan oleh Ence Bagus) untuk segera menyediakan makanan yang enak sambil menggebrak meja. Persis seperti sebuah iklan bumbu masak di era 90-an. 

Wiro Sableng segera mengejar salah satu dari Empat Brewok Dari Goa Sanggreng yang memburu Pangeran (diperankan oleh Yusuf Mahardika) yang berhasil lolos bersama kawalan tantenya, Rara Murni (diperankan oleh Aghniny Haque). 

Sebelum scene di warung makan tersebut, di perjalanan Wiro Sableng sempat bertemu Anggini (diperankan oleh Sherina Munaf) dan gurunya, Dewa Tuak (diperankan oleh Restu Triandy/Andy /rif). 

Kemunculan mereka juga tanpa penjelasan, latar belakangnya, darimana asal-usulnya, motivasi yang mendasarinya. Lebih menggelikan lagi, secara sekonyong-konyong Dewa Tuak menyodorkan Anggini untuk dijadikan istri Wiro Sableng. Sungguh aneh! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun