- Pawongan:  Dengan melakukan hubungan melalui  sesama manusia.
    - Palemahan: Melakukan hubungan dengan alam dan lingkungan.
 Filosofi Tri Hata Karana juga memiliki kaitan dengan sistem  Pertanian Berkelanjutan, salah satu contohnya yaitu subak Bali.
Subak merupakan suatu sistem pengairan yang berhubungan dengan hukum adat yang mempunyai ciri khas, pertanian, agama, dan sosial  dengan tujuan memperoleh sumber air, untuk memenuhi kebutuhan air dalam produktivitas tanaman. Cara kerja subak dengan cara mengatur irigasi air untuk mengairi setiap persawahan dengan mengelola sistem bertingkat dengan disertai pembagian setiap anggota. Subak memiliki ciri khas dalam ritual keagamaan, ritual tersebut yaitu:
 - ngawiwit: Merupakan  kegiatan upacara  menabur benih.
- mecaru: Merupakan kegiatan upacara dengan tujuan agar terhindar dari hama.
- ngusaba: Merupakan kegiatan upacara menjelang agar panen.
Lalu apa hubunganya Tri Hata Karana dan Subak Bali dengan Pertanian Berkelanjutan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka harus menjawab melalui tiga aspek dari pertanian berkelanjutan.
- Social (sosial): Tri Hata Karana merupakan salah satu filosofi dari kebudayaan Pulau Bali, sehingga masyarakat akan melestarikan kebudayaan tersebut. dengan adanya sistem subak dapat melestarikan budaya tradisi lokal dengan melakukan ritual keagamaan dalam siklus pertanianÂ