Pada awalnya tidak ada bayangan apa yang akan saya lakukan sebagai seorang pendidik, mengingat latar belakang pendidikan saya yang bukan berasal dari bidang pendidikan. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa dengan memilih jalan ini saya akan mendapatkan pengalaman yang sungguh luar biasa, hingga detik ini, tidak hentinya saya bersyukur bahwa Tuhan menuntun jalan saya, hingga saya menemukan sesuatu yang selama ini saya cari.Â
Di sinilah saya merasa bahwa ini adalah salah satu peran yang Tuhan kehendaki untuk saya jalani di dunia ini. Peran saya sebagai pendidik untuk anak usia dini memiliki peran yang sangatlah penting dalam satu fase kehidupan seorang anak manusia yang nantinya akan ikut menentukan akan menjadi seperti apa sang anak ini kelak dewasa. Sungguh, ini bukan sebuah peran yang main-main, tanggung jawab yang sangat besar yang akan saya pertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak.
Lembaga pendidikan tempat saya belajar dan bekerja adalah sebuah lembaga pendidikan yang mempercayai bahwa kemampuan akademis bukanlah satu-satunya yang akan menentukan kesuksesan hidup seseorang. Alih-alih menggeber stimulasi untuk kemampuan bahasa dan kognitifnya, di lembaga itu pendidikan karakter menjadi fokus utama para pendidik di lembaga kami untuk distimulasikan kepada pada peserta didik kami.Â
Kami percaya bahwa modal utama bagi seorang anak untuk bisa bertahan menghadapi tantangan kehidupannya adalah memiliki karakter diri yang kuat dan menguasai ketrampilan-ketrampilan hidup .
Tahun-tahun pertama menjadi tantangan yang berat untuk saya, hanya berbekal kecintaan pada anak, tanpa latar belakang pendidikan yang mendukung, saya harus belajar ekstra keras mencari formulasi yang tepat dalam melakukan pendekatan kepada murid-murid saya untuk membangun pondasi karakter yang kuat.Â
Ini tidak mudah, tetapi bisa dilakukan, tantangan bagi seorang pendidik anak usia dini adalah bagaimana agar semua perbuatan dan kebiasaan baik itu menetap dalam diri anak dan menjadi karakater hingga dia dewasa kelak.Â
Memang, ini adalah sebuah tanggung jawab besar, karena menyangkut masa depan seorang anak manusia. Walaupun peran pendidik utama seorang anak adalah orang tuanya, namun kenyataannya bahkan sekarang ini tidak sedikit anak-anak yang waktunya lebih banyak bersama dengan gurunya daripada dengan orang tuanya. Waktu yang saya maksudkan di sini bukan hanya melewatkan saat bersama dari menit ke menit atau dari jam ke jam, tetapi waktu yang dimaksud adalah waktu yang berkualitas, dimana didalamnya ada saat-saat yang esensial dan krusial dalam penanaman karakter anak.
Berbagai metode dan cara saya coba dalam upaya saya mendapatkan formulasi yang tepat untuk menanamkan kebiasaan dan perbuatan baik pada anak-anak didik saya, akhirnya saya sampai pada suatu kesimpulan, bahwa tidak akan ada satu formulasi yang paling tepat untuk diterapkan pada seorang anak. Karena setiap anak itu unik, dengan karakter dasar yang telah mereka bawa sejak lahir. Perbedaan itu yang membuat seorang pendidik perlu menyesuaikan pendekatan yang digunakannya dalam menanamkan karakter diri yang kuat pada anak.
Pertanyaan selanjutnya adalah harus dimulai dari mana untuk memberikan pendidikan karakter pada anak?. Keteladanan adalah kunci, dimulai dari sekolah pertama bagi seorang anak yaitu keluarga, keteladanan dari kedua orang tuanya adalah yang utama.Â
Seiring dengan tahapan perkembangan seorang anak, lingkup sosialnya akan berkembang, anak akan mulai mengenal lingkungan baru di luar lingkungan keluarganya, yaitu lingkungan sekolah. Di sini anak akan mulai melihat keteladanan lain selain keluarga. Keteladanan dari seorang pendidik, terutama di masa-masa usia dini menjadi gerbang keduanya dalam menyerap berbagai hal-hal baik dan positif yang nantinya akan membentuk karakter dirinya.
Menjadi teladan bagi anak didiknya tidaklah mudah bagi seorang pendidik. Karena seorang pendidik lahir dan besar pada masa yang berbeda dengan anak didiknya, mungkin pada saat itu perkembangan ilmu pendidikan dan psikologis manusia belum sepesat sekarang, dan pengetahuan dari orang tua pada saat itu belum sebaik masa sekarang, sehingga karakter bawaan dari setiap pendidik yang beragam tentu akan menjadi tantangan tersendiri untuk dapat menjalankan perannya sebagai teladan yang baik bagi anak didiknya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!