Tiba-tiba ia mengingat omongannya pak Iwan yang sempat menawari uang itu. Ia sudah pasrah dan tidak memiliki jalan lain untuk semuanya.
      Keesokan harinya Rahmat berangkat pergi ke kantor, ia segera menyelesaikan berkas itu dan segera menyerahkan ke pak Iwan. "tok tok tok" suara pintu yang diketok Rahmat
"silahkan masuk" jawab pak Iwan
Tanpa basa-basi Rahmat langsung memberikan berkas semuanya kepada pak Iwan. Tetapi tiba-tiba pak Iwan menanyakan keadaan sang istri. Setelah bicara banyak Rahmat yang tanpa berfikir panjang mengiyakan dana yang dikasih oleh pak Iwan.
      Selang 8 hari sang istri sudah dibolehkan pulang, Rahmat pun akhirnya bekerja kembali seperti biasanya. Berangkat naik sepeda ontelnya sambal menikmati sejuknya lingkungan. Sesampainya ia kaget ruangan pak Iwan sedang disidak, tubuhnya langsung gemetar semua. Barang-barang milik pak Iwan semuanya disita dan pak Iwan dibawa pihak untuk mempertanggung jawabkannya. Rahmat tidak percaya dengan semua itu, bagaimana bisa secepat itu tertangkapnya.
      Keeseokan harinya Rahmat didatangi oleh pihak yang berwajib, karena menerima aliran dana dari pak Iwan. Ini adalah hari terberat dan terhancurnya, bagaimana ia bisa menjelaskan kepada istri dan anak-anaknya nanti.
      Pak Iwan dan Rahmat terbukti bersalah karena telah menggelapkan dana desa dan Rahmat telah menerima aliran dana yang diberikan oleh pak Iwan sebagai uang tutup mulutnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H