"oke pak kalau gitu Shafa akan kasih tau orang bagian keuangan" jawab Shafa dengan polos.
Karena sudah malam Shafa dan Harris pun bergegas masuk kamar, tetapi tidak dengan Rahmat. Rahmat masih terdiam sendiri di atas meja makannya itu, ia berfikir bagaimana harus mendapatkan uang lebih untuk bisa membayar sekolahnya Shafa. Berjam-jam Rahmat melamunkan hal itu, setelah beberapa lama akhirnya ia memutuskan untuk masuk kamarnya dan bergegas istirahat karena besok ia akan bekerja lagi. Di dalam kamarmya terdapat seorang istrinya yang sedang tertidur lesu karena sakit, Rahmat kembali melamun sebentar sambal mencari jalan keluar untuk semua masalah yang ia akan hadapi.
      "kukuruyukkkkkkkkk............" suara ayam berkokok menunjukkan pagi hari
Rahmat segera bergegas bangun, namun ketika hendak mandi ia menemui sang istri yang sedang ada di dapur.
"loh bu, kan lagi sakit kenapa di dapur?" tanya Rahmat kepada sang istri
"iya pak, ibu mau nyiapin sarapan untuk kalian berangkat" jawab lembut sang istri
"udah ga perlu nyiapin, nanti bapak yang akan siapin sarapan untuk anak-anak" bilang Rahmat
"gapapa pak, kan kemarin juga ibu sudah cukup istirahatnya" tolak sang istri
Akhirnya mereka mempersiapkan sarapannya berdua karena kondisi sang istri yang sedang sakit. selesai mempersiapkannya Rahmat mandi dan bergegas untuk ke kantor, karena ia harus menyelesaikan pekerjaan yang kemarin pak Iwan suruh kerjakan.
      Sesampainya di kantor Rahmat bergegas ke ruangannya dan segera mengerjakan tugas yang di berikan pak Iwan. Selang beberapa jam ia menyadari ada yang tidak beres dalam perincian
uang keluar yang ada di dalam berkas tersebut. Rahmat mulai berfikir bagaimana bisa pengeluaran sebanyak ini dan tidak ada buktinya. tiba-tiba ia terhenti mengerjakan tugasnya itu dan mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri.