Mohon tunggu...
Adhira Devi
Adhira Devi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Sedang Membiasakan Membuat Karya Tulis ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kecurangan Membawa Kehancuran

9 Maret 2020   23:00 Diperbarui: 9 Maret 2020   23:01 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"apakah pak Iwan ini melakukan penggelapan dana?" tanyanya di dalam hati.

Rahmat belum berani untuk menanyakan kepada pak Iwan soal ini, karena ia berfikir ini masalah yang serius dan dia harus mencari penyebabnya. Atau mungkin karena ia lagi banyak fikiran jadinya malah overthinking. Hari ini hari yang cukup berat untuk Rahmat mulai dari urusan rumah sampai urusan di kantornya. Tetapi ia harus menutupi semuanya ini demi orang-orang yang ada disekelilingnya.

            Keesokan harinya, ia kembali mengerjakan berkas itu. Rasanya ingin sekali melewati hari ini dan tentunya segera menyelesaikan ini semua. Tetapi mengapa tidak bisa? Hati ini masih bertanya-tanya, tanpa berfikir panjang Rahmat pergi keruangan pak Iwan dan menanyakan hal tersebut.

"tok tok tok" suara pintu yang diketok Rahmat

"silahkan masuk" Pak Iwan menyuruhnya

"oh kamu, ada apa ya?" sambung pak Iwan

"oh begini pak, kemarin kan saya disuruh bapak untuk mengerjakan laporan keuangan, tapi mengapa saya menemukan beberapa ke ganjilan dalam laporan tersebut ya pak?" tanya Rahmat dengan serius.

Tanpa menjelaskan apapun, tiba-tiba pak Iwan memberikan uang ke Rahmat dan bilang sedikit seusatu

"ini untuk kamu, saya tahu kamu perlu uang ini" kata pak Iwan

"maaf pak sebelumnya, kenapa saya dikasih uang sebayak ini? Saya kan hanya mempertanyakan soal dana pengeluaran" tanya Rahmat dengan penasaran

Setelah cerita panjang lebar tentang penggelapan dana yang dilakukan pak Iwan, Rahmat merasa bersalah karena jika kasus ini ia tutupi maka semuanya sudah tidak sehat. Tapi bagaimana pak Iwan sudah baik kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun