Mohon tunggu...
adhinda haura nasha
adhinda haura nasha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi dengan jurusan Farmasi di Universitas binawan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Formulasi Tablet Kangkung Air dengan Amilum Manihot sebagai Bahan Penghancur

8 Desember 2024   12:05 Diperbarui: 8 Desember 2024   12:36 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel 2. Organoleptik ekstrak kental kangkung air

Berdasarkan hasil penelitian, nilai koefisien variasi (CV) dari ketiga formula yang diteliti menunjukkan angka yang kurang dari 2%. Secara rinci, formula I memiliki CV sebesar 0,8%, formula II sebesar 1,42%, dan formula III sebesar 0,92%. Temuan ini membuktikan bahwa ketiga formula tersebut memenuhi persyaratan, yakni nilai koefisien variasi (CV) yang seharusnya kurang dari 5%. Selain itu, nilai koefisien antar formula yang diperoleh tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, karena kecepatan aliran massa tablet dari setiap formula cenderung seragam. Keseragaman bobot tablet ini mengindikasikan bahwa distribusi ukuran partikel bahan-bahan yang digunakan dalam massa tablet adalah homogen. Jika granul dapat dengan mudah mengisi ruang die dan melakukannya dalam jumlah yang konsisten, maka bobot tablet yang dihasilkan juga akan lebih merata, sehingga nilai koefisien variasi (CV) pun menjadi sangat kecil.

C. Kekerasan

Uji kekerasan tablet dilakukan untuk mengukur ketahanan tablet terhadap tekanan dan guncangan mekanik, baik selama proses pembuatan maupun setelahnya. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk tekanan (kompresi) yang diterapkan selama proses pembuatan, sifat bahan yang digunakan, serta jumlah dan jenis bahan pengikat yang ditambahkan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat pembuatan tablet, semakin tinggi pula kekerasannya. Selain itu, peningkatan jumlah bahan pengikat dapat meningkatkan kekerasan tablet, meskipun tekanan kompresi yang digunakan tetap sama.

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata kekerasan tablet yang dihasilkan adalah sebagai berikut: formula I sebesar 5,19 kg/cm³, formula II 5,83 kg/cm³, dan formula III 6,77 kg/cm³. Semua formula tersebut memenuhi standar yang ditetapkan, yaitu memiliki kekerasan antara 4-8 kg/cm³. Kekerasan tablet ini berhubungan erat dengan waktu hancur dan kerapuhan; semakin tinggi kekerasan tablet, semakin rendah kerapuhannya, dan sebaliknya, kekerasan yang tinggi dapat memperpanjang waktu hancur obat.

D. Kerapuhan

Kerapuhan adalah parameter yang menggambarkan kekuatan permukaan tablet dalam menghadapi perlakuan yang dapat menyebabkan retak atau pecah. Persentase kerapuhan yang lebih besar menunjukkan bahwa semakin banyak massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang tinggi dapat berdampak pada konsentrasi zat aktif yang tersisa dalam tablet. Selama proses pembuatan tablet, pengontrolan terhadap kekerasan dilakukan sehingga kerapuhan tablet tetap di bawah 1%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga formula memenuhi kriteria untuk tablet yang baik, dengan persentase kerapuhan sebagai berikut: formula I 0,51%, formula II 0,36%, dan formula III 0,27%. Tablet dianggap baik apabila kerapuhannya tidak melebihi 1%.

 E. Waktu Hancur

Waktu hancur adalah durasi yang diperlukan bagi tablet untuk hancur menjadi granul atau partikel penyusunnya. Pengukuran waktu hancur bertujuan untuk menggambarkan kecepatan hancurnya tablet dalam proses pencernaan. Semakin banyak air yang masuk ke dalam pori-pori tablet, semakin dekat jarak antar partikel, menyebabkan tablet hancur dalam waktu yang lebih singkat.

Berdasarkan data penelitian, ketiga formula menunjukkan waktu hancur kurang dari 15 menit, dengan rincian sebagai berikut: formula I 8,36 menit, formula II 2,44 menit, dan formula III 2,18 menit. Hasil ini sesuai dengan persyaratan yang tertera dalam Farmakope.

Menurut Indonesia edisi IV, tablet yang tidak bersalut yang berkualitas baik memiliki waktu hancur kurang dari 15 menit. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa Formula III, yang menggunakan 20% amilum manihot sebagai bahan penghancur, menunjukkan waktu hancur tercepat. Sebaliknya, Formula I, yang memanfaatkan 10% amilum manihot, memiliki waktu hancur terlama. Dari data ini, kita dapat menyimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi amilum manihot yang digunakan sebagai bahan penghancur, semakin cepat pula waktu hancur yang diperoleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun