Keadaan itu akan semakin parah apabila laki-laki tumbuh di masyarakat dengan sistem patriarki, dimana laki-laki 'dipaksa' untuk selalu kuat dan tidak boleh kalah dari perempuan. Karena adanya tekanan dari masyarakat patriarki dan toksik itulah, maka apabila seorang laki-laki yang memiliki sifat feminim atau bahkan perempuan yang bersifat maskulin akan dipandang aneh dan meyimpang.
Maskulinitas toksik sangat berbahaya karena mengakibatkan pembatasan definisi sifat laki-laki serta mengekang pertumbuhannya dalam masyarakat. Maskulinitas toksik juga memberikan beban dan tekanan bagi laki-laki karena mereka tidak diperbolehkan menunjukkan emosinya karena hal itu dianggap sebagai karakteristik feminim.
Oleh karena itu, sejak kemunculannya pada tahun 70-an, gelombang kedua gerakan feminisme tidak lagi eksklusif memperjuangkan hak perempuan, tetapi melebar menjadi perjuangan untuk melawan patriarki serta mewujudkan kesetaraan gender.
Melalui gerakan kesetaraan gender inilah, diharapkan sifat-sifat toksik dari maskulinitas tidak lagi membebankan laki-laki. Baik itu laki-laki maupun perempuan, semua manusia memiliki hak untuk mengekspresikan dirinya dengan baik pada masyarakat. Untuk itu, perlu penanaman nilai kesadaran dan pola pikir sejak dini terhadap anak-anak bahwa laki-laki dan perempuan adalah setara dan berhak atas pikiran dan perasaan mereka sendiri.
Referensi
Amin, Saidul. 2013. "Pasang Surut Gerakan Feminisme." Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender 12 (2): 146. https://doi.org/10.24014/marwah.v12i2.520.
Christ, Carol P. 2016. "A new definition of patriarchy: Control of women's sexuality, private property, and war." Feminist Theology 24 (3): 214--25. https://doi.org/10.1177/0966735015627949.
Djoeffan, Sri Hidayati. 2001. "Gerakan Feminisme di Indonesia: Tantangan dan Strategi Mendatang." Mimbar, no. 3: 284--300.
Faizain, Khoirul. 2012. "Mengintip Feminisme Dan Gerakan Perempuan." Egalita VI (2): 70--79. http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/egalita/article/view/1951.
Fakih, Mansour. 1996. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Grieve, Rachel, Evita March, dan George Van Doorn. 2019. "Masculinity might be more toxic than we think: The influence of gender roles on trait emotional manipulation." Personality and Individual Differences 138 (September 2018): 157--62. https://doi.org/10.1016/j.paid.2018.09.042.
Harrington, Carol. 2021. "What is 'Toxic Masculinity' and Why Does it Matter?" Men and Masculinities 24 (2): 345--52. https://doi.org/10.1177/1097184X20943254.