"Awalnya aku mengambil pekerjaan menjadi 'Lady Escort'. Entah karena mereka cocok, beberapa bekas klienku menawarkan lebih membookingku keluar kota selama beberapa hari".
Aku tercekat dan mulutku yang penuh pai susu hampir menyembur keluar. Reaksi Lisa tak jauh beda, bengong seolah tak percaya.
"Kalian jaga rahasia ya, terutama dari mamaku".
***
Sejak menitipkan rahasianya pada kami, Vina tanpa malu malu lagi bercerita apapun aktifitas pekerjaannya. Seminggu tidak terlihat batang hidungnya, tiba tiba nongol dengan wajah ceria.
"Klienku kali ini laki laki menarik dan sangat royal menghamburkan uangnya. Kerja seminggu saja, rekeningku langsung menggendut"
"Menurut kalian, mengapa laki laki berani bayar mahal dan ambil resiko untuk membookingku ?", aku dan Lisa menggeleng bingung.
"Mereka mencari sensasi yang tidak mereka temukan atau sudah hilang dari pasangannya".
"Kalo nanti kalian menikah, buatlah suami kalian 'kenyang' sebelum keluar rumah dan bertindaklah seperti pelacur ketika kalian melayaninya ".
Aku dan lisa bengong tak tahu harus berkomentar apa, Vina berbicara seolah seorang pakar.
***
Minggu pagi aku dan Lisa dikagetkan oleh jeritan histeris dari rumah Pa Halim, kami menghambur keluar menuju ke rumah tersebut.
Tampak pa Halim sedang menenangkan istrinya yang shock hampir pingsan, mendapati kabar kalau Vina terciduk polisi karena terjerat kasus prostitusi online.