Mohon tunggu...
Adha Nadjemuddin Nadjemuddin
Adha Nadjemuddin Nadjemuddin Mohon Tunggu... -

Tinggal di Kota Palu, Sulawesi Tengah. \r\n\r\nhttp://www.adhanet.wordpress.com\r\nhttp://www.kompasiana.com/adhanadjemuddin

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alkhairaat dan Posisi Kita

15 Agustus 2015   14:58 Diperbarui: 15 Agustus 2015   14:58 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal begitu banyak keputusan Habib Saggaf yang tidak diributkan bahkan cenderung dilanggar, seperti merokok itu haram. Dan ini diajarkan di pesantren-pesantren Alkhairaat. Keputusan ini tidak diperdebatkan seramai kita mendebatkan dukungan Habib Saggaf ke Rusdy Mastura sebagai calon gubernur.

Masih banyak hal yang perlu kita 'ributkan'. Misalnya, bagaimana kita bahu membahu membangun ekonomi Alkhairaat sehingga sekolah Alkhairaat di kampung-kampun bisa terawat. Bagaimana kita mendorong pemerintah daerah bisa menganggarkan pembiayaan Alkhairaat seperti halnya dilakukan pemerintah kota.

Saat ini kita punya 13 kabupaten/kota. Jika setiap kabupaten menyisihkan APBD-nya Rp250 juta per tahun untuk Alkhairaat, maka ada Rp3,250 miliar pertahun. Toh anggaran itu kembali ke daerah masing-masing untuk membayar honor guru. Untuk memperbaiki sekolah. Itu juga untuk membangun sumber daya manusia di daerah itu. Anggaplah APBD itu sebagai imbal jasa pemerintah kepada Alkhairaat karena sudah berperan penting dalam membangun sumber daya manusia.

Cara lain, bagaimana anggota DPR dan DPD RI bareng-bareng mencari pos anggaran di Jakarta untuk dihibahkan ke Alkhairaat. Kita punya sembilan wakil di Jakarta. Mungkin si A mengurus di Kemenag, Si B mengurus di Kemendikbud, Si C mengurus di Kemensos, Si D melobi di Kementerian Perumahan Rakyat untuk membangun rumah-rumah guru Alkhairaat. Si E lobi pengusaha dan sebagainya.

Jika itu bisa kita lakukan, Habib Saggaf dan kita semua pasti akan tenang dan senang melihat kemajuan Alkhairaat sehingga tidak perlu ribut-ribut soal politik. Justru sebaliknya, Alkhairaat berada di depan mengibarkan bendera perdamaian dan penyejuk di tengah hebatnya demokrasi liberal hari ini.

Alkhairaat memang selalu seksi dibicarakan ketika bersinggungan dengan politik. Kontroversinya sangat hebat dan sengit. Mulut pun ikut berbusa ketika bicara Alkhairaat hubungannya dengan politik. Tetapi ketika Alkhairaat kesulitan pendanaan untuk membayar gaji guru, mengganti atap sekolah dan berbagai beban pembiayaan lainnya, kita diam.

Politisasi Alkhairaat sering kali kita jumpai. Misalnya, tidak sedikit orang mengklaim, dirinya mendapat dukungan besar dari Alkhairaat dalam konteks politik praktis. Padahal belum tentu. Mungkin saja, seseorang berkunjung ke kediaman Habib Saggaf minta restu dan dukungan doa. Lalu kegiatan itu difoto dan dipublikasi ke media masa seakan-akan Habib Saggaf mendukung dirinya. Inilah yang dihambur ke sana kemari. Habib Saggaf dan Alkhairaat lagi-lagi digiring ke ranah politik. Sungguh terlalu.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun